BERANDASPORT / KESEHATANTRANSPORTASI/ BUDAYA / WISATA

Sumbawa Akan Jadi Tuan Rumah Paralayang TROI 2015

Sumbawa, PSnews – Kabupaten Sumbawa, akan menjadi tuan rumah kejuaraan nasional Paralayang atau Paragliding Trip of Indonesia (TROI) 2015 seri kedua. Lokasi kegiatan akan dipusatkan di bukit Labaong, Desa HIjrah, Kecamatan Lape, pada 17 hingga 20 September 2015 mendatang.

Amran Herlambang
Amran Herlambang

Ketua Panitia, Amran Herlambang ST, mengatakan, bahwa kegiatan tersebut bentuk kegiatan rutin Kemenpora, Federasi Aero Sport Pusat atau FASI Pusat yang telah ditandatangani oleh KASAU menjadi kalender tahunan. Event ini bentuk kerjasama yang pembiayaannya dari Kemenpora dan sharing budget dari Pemda Sumbawa.
Anggaran yang dibiayai Kemenpora berupa hadiah, dana pembinaan, semua transportasi tim, biaya Hercules dan lain-lain. Sementara yang dibiayai pemerintah daerah Sumbawa selama 4 hari perlombaan berupa akomodasi dan transportasi peserta maupun panitia.
Kejuaraan ini tegasnya, adalah kejuaraan Nasional yang diperebutkan di tiga lokasi yang berbeda. Oleh pihaknya disepakati kejuaraan TROI ini ada tiga seri di tahun ini. Seri pertama di Painan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat pada April 2015. Seri kedua sebelumnya disepakati di Manado, namun permintaan Kota Manado karena ulang tahun Kota Manado di Nopember, dan Sumbawa jadwalnya di September, akhirnya Sumbawa duluan dan Manado menjadi tuan rumah seri ketiga sebagai Grand Final.

Olah Raga ParalayangUntuk seri kedua papar Amran, bahwa Sumbawa tuan rumah penyelenggara TROI seri kedua di Sumbawa, dalam hal ini di Bukit Labaong, dengan ketinggian 220 meter di atas permukaan laut (mdpl). Landing di Desa Hijrah I, dengan ketinggian 40 mdpl. Proses terbang menggunakan angin tenggara atau angin timur.
“Sekarang kondisinya menggunakan angin timur. Pas sekali kondisinya dengan Bukit Labaong. Terbentang dari selatan ke timur, mendapatkan hamparan angin dari timur. Proses terbang paling oke,” jelasnya.
Pemilihan lokasi tersebut sambungnya, tidak ujug-ujug dilakukan, berdasarkan hasil survey PASI pusat dan seorang professional dari pilot paralayang yang juga instruktur paralayang dan paramotor, Teguh. Ia datang ke Sumbawa bersama sekretaris umum PASI, Wim Salim, yang langsung melihat Labaong dan mensurvey daerah lain.
Kedatangan dua orang tersebut kata Amran, untuk menentukan titik lokasi yang layak digunakan untuk level Kejurnas.
Secara khusus jelas Amran, Kejurnas ini akan melombakan satu lomba yakni ketepatan mendarat. Artinya seorang pilot penerbangan paralayang begitu takeoff dari Bukit Labaong dengan ketinggian 220 mdpl, jika landing menyentuh titik yang ditentukan itulah yang akan juara dengan nilai 0,00.
Kejurnas ini akan dilombakan beberapa kelas, pertama senior puta, kedua senior puta, ketiga junior putra, junior putri dan kelas tandem. Tandem yang dimaksud, peserta membawa penumpang satu yang memiliki sertifikat pilot karena kelas ini tandem T1, bukan T2 yang penumpangnya boleh bebas.
Menyangkut kesiapan panitia, Amran menegaskan bahwa pada prinsipnya pihaknya sudah siap menyelenggarakan event Nasional tersebut. Take off sudah disiapkan, jalan akses, landing pun juga selesai. Kini pihaknya melakukan registrasi secara online, untuk sementara per tanggal 5 September sudah sekitar 80 orang peserta yang akan ambil bagian, dengan target 120 orang dan akan ditutup pada 10 September.
Jumlah peserta 120 tersebut disesuaikan dengan kapasitas daya angkut pesawat Hercules. Mobilisasi peserta dimulai dari Padang, transit di Halim Perdanakusumah menjemput peserta dari DKI, Banten dan Jawa Barat, landing berikutnya di Adi Sumarmo Solo menjemput peserta dari Jawa Tengah, lalu ke Abdurrahman Saleh di Malang untuk menjemput peserta asal Jawa Timur, kemudian ke Kalimantan, Sulawesi dan Bali kemudian landing di Bandar International Lombok (BIL).
Rencana awal para peserta harusnya menggunakan pesawat angkut Hercules yang kecil dan akan mendarat serta landing di Bandara Sultan Kaharuddin Sumbawa. Namun karena adanya kecelakaan pesawat serupa di Medan belum lama ini, membuat semua jenis pesawat tersebut terpaksa dikandangkan atas perintah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) dan tidak boleh dipakai lagi.
“Itulah yang menjadi kendala bagi kami di Kepanitian. Tentu akan menambah anggaran baru untuk mobilisasi dari BIL ke Sumbawa, khususnya Hijrah. Tentu terjadi dua kali transportasi terutama makannya di jalan,” kata Amran.
Ia menambahkan, awalnya Kejuaraan ini event internasional yang diikuti oleh para peserta mancanegara. Hanya saja ada kendala di panitia, karena pendaftaran dilakukan ke Federation Aeronautical Internastional (FAI) di London. Hal itu sudah sebenarnya sudah dilakukan panitia dengan membayar 20 euro, hanya saja ketentuannya tidak boleh minimal dilakukan 30 hari sebelum kegiatan digelar. Panitia mendaftarkan event tersebut dengan sisa waktu 25 hari. Tapi jika ada bule-bule ingin bermain akan diberikan kesempatan oleh panitia, tapi tidak akan dilombakan.

Libatkan Penduduk Sekitar Lokasi
Dalam Kerjurnas Paralayang tersebut, panitia menyediakan rumah penduduk Desa Hijrah sebagai tempat penginapan para peserta nantinya. Alasanya, di mana-mana kejuaraan tersebut mentradisikan menginap di rumah penduduk. Kegiatan ini juga mengutamakan rekreasi mengembangkan aerotourism atau olahraga dirgantara.
Diharapkan, dengan dipilihnya Sumbawa sebagai tuan rumah akan menambah tingkat hunian hotel atau di sekitarnya. Karena selama ini olahraga ini sangat digandrungi oleh orang banyak terutama dari luar negeri.
latihan paralayang“Mudah-mudahan di Hijrah nantinya akan atlet baik pria maupun wanita. Atau adanya spot yang bisa digunakan untuk terbang, tentu akan menguntungkan masyarakat setempat,” katanya.
Amran menyebut, dengan adanya spot tersebut, maka paling tidak ada biaya porter, parkir, ojek dan akan tumbuh homestay. Jika sudah ada homestay, lebih memudahkan pelaku paralayang jika pada hari tersebut tidak mendapatkan angin maka bisa menunggu di hari berikutnya dan akan menginap di homestay yang tersedia di lokasi. Sehingga nanti akan tercipta roda ekonomi masyarakat yang lebih baik.

Desa Hijrah Akan Dijadikan Percontohan Daerah Parayalang
Desa Hijrah, Kecamatan Lape dengan Bukit Labaongnya, dulu menjadi daya tarik bagi para penambang emas permukaan ternyata pesonanya belum juga habis. Daya tarik olat atau bukit Labaong tersebut kini akan dijadikan sebagai spot olahraga parayalang se Indonesia.
Amran Herlambang, mengatakan, bahwa pihaknya akan menjadikan Desa Hijrah sebagai proyek percontohan dari pengurus FASI Paralayang Sumbawa.

Desa Hijrah
Desa Hijrah

Terhadap rencana ini, pihaknya telah melakukan hearing dengan masyarakat, Kades, Camat, aparat kepolisian dan Danramil hingga Bupati Sumbawa, bahwa semua pihak tersebut sangat antusias dengan rencana tersebut. Apalagi olahraga Paralayang dianggap sebagai olahraga baru dan belum dikenal. Lebih-lebih baru sekarang Sumbawa dijadikan tuan rumah event nasional yang selama ini di KONI telah terdaftar tapi belum pernah melakukan olahraga setingkat seperti in karena membutuhkan keahlian, lisensi dan biayanya begitu mahal. Meski mahal tentu berdampak luas bagi wisatawan. “Kami harap potensi Parayalang bisa mengangkat nama Sumbawa untuk dikembankan ke depan,” katanya.

Peserta Akan dibawa ke Pulau Moyo
Untuk mengenalkan potensi wisata Sumbawa lainnya, panitia juga akan membawa para peserta untuk melihat langsung Pulau Moyo di Kecamatan Labuhan Badas. Di Pulau Moyo peserta akan diajak ke Air Terjun Mata Jitu dan  menyempatkan diri menikmati keindahan bawah laut Pulau Moyo dengan cara bersnorkeling dan diving.
“Saya ingin menjualnya, ini potensi Sumbawa sebagai bentuk promosi Sumbawa,” kata Amran.
Lebih jauh ia memaparkan, dipembukaan event ini akan digelar bazaar batu akik, kerjasama dengan Diskoperindag dengan memamerkan berbagai keunikan dan keunggulan Sumbawa seperti susu kuda liar, madu Sumbawa, rokok daun lontar (rokok jontal).
Bahkan akan mengajak para pengrajin tenun khas Sumbawa, yang mungkin harganya mahal atau harus dipesan dulu baru ada tapi akan coba dipamerkan. Meski masih dalam bentuk syal akan lebih menarik.
“Karena di mana pun event digelar, teman-teman selalu membawa pulang baju khas daerahya. Teman-teman ini akan efektif untuk mempromosikan potensi kita ini karena mereka bergerak. Terutama madu yang top di Indonesia,” aku Amran.
Ia berharap pemerintah memberikan panitia satu liter madu secara gratis untuk kenang-kenangan sebagai bentuk promosi daerah. Tapi pasang label dan dikemas dengan menarik. (PSb)
Bagi yang ingin berpartisipasi silahkan daftar ke e-mail paraglidingtroi@yahoo.com dengan operator Ira Yuladi. 

Komentar

comments

Facebooktwitterlinkedinrssyoutube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *