Sumbawa, pulausumbawanews.net – Sepanjang tahun 2025 ini, sedikitnya 18 kasus korban tenggelam di wilayah Kabupaten Sumbawa NTB. Musibah tenggelam terjadi di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Sumbawa 1 korban, Moyohulu 2 korban, Labuhan Badas 1 korban, Alas Barat 1 korban, Labangka 1 korban, Plampang 1 korban, Batulanteh 2 korban, Lunyuk 2 korban, Rhee 1 korban, Moyohilir 1 korban, Lopok 1 korban, Maronge 1 korban, Unter Iwes 2 korban dan Buer 1 korban.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, ST mengatakan kasus korban tenggelam ini terjadi di laut, sungai bahkan bendungan. “Dari total 18 korban tenggelam, 2 korban diantaranya belum ditemukan hingga kini,” beber Dayat sapaan akrab Muhammad Nurhidayat, ST.
Karena itu, Dayat menegaskan tentang pentingnya memahami keterbatasan fisik serta kemungkinan terjadinya kecelakaan sebelum memasuki sungai, laut maupun bendungan.
Menurutnya, penggunaan peralatan pelindung seperti pelampung serta pemahaman tentang lingkungan sekitar sebelum melakukan aktivitas air sangat perlu dilakukan.
Selain itu, kondisi kesehatan yang tidak terdeteksi juga dapat menyebabkan korban pingsan dan tidak mampu berenang ketika berada di air.
Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, lanjut Dayat, penting melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi mereka yang merencanakan aktivitas di lingkungan air. “Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Sumbawa yang dibantu Basarnas, TNI/Polri dan relawan selalu siap siaga ketika ada informasi dari masyarakat atau Pemerintah Desa terkait terjadinya bencana maupun operasi SAR dan pencarian,” tandasnya.
Dayat menghimbau masyarakat, ketika beraktivitas di air sangat penting dilakukan secara berkelompok dan tidak menjauh dari kelompok agar bisa membantu jika terjadi keadaan darurat.
Dalam setiap kegiatan aquatik, jelas Dayat, baik itu mencari ikan dan sejenisnya, bersenang-senang, berlatih, bahkan berkompetisi sekalipun, pencegahan harus selalu menjadi prioritas utama. “Karena itu, kesadaran dan pengetahuan mengenai risiko yang ada di lingkungan air adalah kunci untuk mencegah tenggelam,” pungkasnya. (PSa)