Mataram, pulausumbawanews.net – Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim, dari musim penghujan ke musim kemarau atau masyarakat mengenalnya dengan pancaroba. Wilayah NTB sendiri diprediksikan akan mulai memasuki awal musim kemarau pada bulan April dasarian I hingga bulan Mei dasarian I 2025.
Demikian siaran pers dari Forecaster on duty BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, pada Kamis (20/3/2025).
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB, antara lain aktifnya gelombang atmosfer Equatorial Rossby, Madden Julian Ocilation (MJO), adanya sirkulasi siklonik (akibat gangguan tropis) di Laut Timor dan Teluk Carpentaria yang membentuk perlambatan kecepatan angin dan pertemuan angin (konvergensi) di sekitar wilayah NTB, kelembapan udara yang cenderung basah dan labilitas atmosfer kuat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan secara signifikan hingga akhir Maret 2025.
Selain peningkatan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah NTB juga berpeluang terjadi sepekan kedepan. Tinggi gelombang di perairan NTB berada pada kategori sedang hingga tinggi (1.25 – 4.0) meter dan potensi banjir pesisir/rob juga berpeluang terjadi hingga awal April 2025.
Potensi cuaca saat Lebaran 2025
Masih aktifnya gelombang atmosfer serta kondisi kelembapan udara yang cukup basah di wilayah NTB mengakibatkan potensi hujan masih berpeluang terjadi pada saat Lebaran 2025 namun intensitasnya sudah tidak semasif pada periode arus mudik.
Himbauan
BMKG Stasiun Meteorologi ZAM menghimbau agar masyarakat dan stakeholder terkait waspada terhadap potensi bencana yang dapat ditimbulkan antara lain, banjir, banjir bandang, genangan, angin kencang, puting beliung, petir, pohon tumbang, baliho roboh, dan berkurangnya jarak pandang.
Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir waspada tinggi gelombang yang mencapai ≥ 2 m di Selat Lombok bag. Utara dan Selatan, Selat Alas bag. Selatan, Perairan Utara NTB, Perairan Selatan NTB, Perairan Selatan Sumbawa, dan Samudera Hindia Selatan NTB.
Rekomendasi Untuk Pihak Terkait
Pastikan infrastruktur dan tata kelola sumber daya air siap menghadapi curah hujan tinggi, jaga kebersihan lingkungan, hindari membuang sampah sembarangan dan penebangan liar, pangkas dahan pohon yang rapuh serta perkuat tiang agar tidak roboh diterpa angin, masyarakat dihimbau menjauh dari area rawan bencana dengan radius aman, gencarkan sosialisasi mitigasi bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, angin kencang, dan lain-lain), tingkatkan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait untuk kesiapsiagaan, pantau informasi cuaca BMKG secara berkala, terutama peringatan dini tiap kecamatan, perhatikan informasi meteorologi penerbangan demi keselamatan take off & landing pesawat. (PSa)