Jelang MXGP Samota, DKP Sumbawa Siapkan Obyek Wisata Hiu Paus

Sumbawa, pulausumbawanews.net –  Hiu Paus (Rhincodon typus) merupakan spesies ikan terbesar di dunia. Habitat Hiu Paus yang terbentang pada perairan tropis hingga subtropis, membuat spesies ini cukup mudah ditemukan di sejumlah perairan Indonesia, salah satunya di perairan Teluk Santong, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menjelang even MXGP Samota yang akan digelar pada 23-25 Juni 2023, Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tengah mempersiapkan obyek wisata ikam langka itu untuk dijadikan destinasi bagi pengunjung MXGP.

menjaga kelestarian Hiu Paus di Teluk Saleh, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa telah melakukan berbagai upaya, diantaranya pembinaan warga sekitar. “Salah satu upaya menjaga kelestarian hiu paus di Teluk Saleh adalah melakukan pembinaan terhadap warga sekitar,” kata Kepala DKP Kabupaten Sumbawa, Rahmat Hidayat yang diwawancarai di area Sirkuit Samota Sumbawa, Sabtu (20/5/2023).

Dan belakangan ini, lanjut Rahmat Hidayat, pihaknya tengah mempersiapkan obyek wisata hiu paus itu menjadi salah satu destinasi yang akan diintegrasikan dengan event MXGP Samota 23-25 Juni 2023 mendatang.

Rahmat Hidayat mengatakan, pembinaan yang dilakukan terkait potensi yang ada. Selain itu pihaknya juga memfasilitasi bantuan yang diberikan pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan RI kepada masyarakat. Juga memberikan bantuan sarana berupa perahu untuk mengantar para wisatawan. “Bantuan alat untuk snorkeling dan tabung oksigen juga kami fasilitasi penyalurannya dari pemerintah pusat,” ujar Rahmat.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memfasilitasi bantuan untuk sarana di lokasi taman hiu paus. Seperti bantuan gazebo dan sejumlah bantuan lainnya.

Pihaknya juga sudah mengirimkan usulan ke Kementerian untuk pembangunan dermaga apung di kawasan tersebut. Dermaga apung dianggap penting untuk mempermudah wisatawan melakukan kunjungan. Terutama saat air laut pasang, dermaga ini akan memudahkan wisatawan untuk naik ke atas perahu.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, meski kewenangan pengawasan kawasan laut kini sudah ditarik oleh DKP Provinsi NTB, pihaknya selalu menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan illegal fishing di kawasan tersebut.

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan keramba jaring apung bagi kelompok nelayan, guna meminimalisir terjadinya illegal fishing di kawasan Teluk Saleh. Hal ini juga bentuk upaya menyadarkan masyarakat, sehingga praktiknya beralih dari ilegal fishing menjadi budaya perikanan. “Alhamdulillah sudah mulai ada kesadaran. Memang sesekali kami masih mendengar isu bom ikan. Tapi kita tetap melakukan upaya bagaimana mereka bisa lebih peduli terhadap lingkungan,” tandasnya. (PSa)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment