OPINI : Pentingnya Penyuluhan dan Pemeriksaan Tekanan Darah Pada Lansia

Oleh : Harmili, S.Kep.,Ns.,M.Kep (Institusi: STIKES Griya Husada Sumbawa)

Belakangan ini banyak masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, mulai dari penyakit menular sampai penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular dan merupakan faktor risiko utama dari stroke, infark miokard dan penyakit ginjal kronik adalah hipertensi, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg. Hal tersebut diakibatkan karena adanya perubahan gaya hidup dan rendahnya tingkat pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Berdasarkan data menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah afrika yaitu sebesar 30% dan kejadian terendah terdapat di wilayah Amerika sebesar 18%. RISKESDAS pada tahun 2013 mencatat prevalensi di Indonesia sebesar 25,8%, dengan angka kejadian tertinggi terdapat di Bangka Belitung 30,9%, diikuti Kalimantan Selatan 30,8%, Kalimantan Timur 29,6% dan Jawa Barat 29,4%. Di Jawa Tengah kasus hipertensi tertinggi tahun 2012 sebanyak 1,67%.

Prevalensi kasus Hipertensi usia >15 tahun di Kabupaten Sumbawa Tahun 2019 sebanyak 27.072 jiwa. Kekhawatiran seseorang akan timbulnya suatu masalah-masalah baru yang ada pada hipertensi akan menyebabkan gangguan mental emosional atau perasaan yang sering kita jumpai salah satunya adalah kecemasan. Perasan itu muncul akibat ketakutan dan ketidaktahuan seseorang tentang apa yang di alaminya dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Berdasarkan observasi yang di lakukan kepada 7 orang penderita hipertensi terdapat 4 orang dengan cemas sedang dan 3 orang dengan cemas berat. Seseorang menganggap bahwa hipertensi adalah masalah yang serius dan selalu menyebabkan kecemasan karena ketidaktahuan seseorang tentang penyakit hipertensi seperti faktor penyebab, komplikasi dan cara pengobatan serta pencegahannya. Sangat diharapkan adanya penyuluhan kesehatan tentang hipertensi supaya penderita bisa mengontrol dirinya dari penyakit tersebut, sehingga bisa mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan.

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh penulis yakni penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah pada lansia. Berdasarkan hasil survei dan observasi sebagian besar lansia belum mengetahui tentang hipertensi, Hasil wawancara dengan lansia mengungkapkan bahwa kurang paparan informasi terkait masalah kesehatan khususnya hipertensi. Berdasarkan hal tersebut sehingga penulis tertarik melakukan pengabdian masyarakat dengan melibatkan mahasiswa terkait dengan penyuluhahan dan pemeriksaan kesehatan.

Tujuan utama dalam kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan Lansia di Daerah Terpencil (Pulau Ngali) melalui penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah pada lansia. Jumlah lansia sebanyak 15 orang. Lokasi kegiatan berada di wilayah daerah terpencil (Pulau Ngali) Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape, Kab. Sumbawa, NTB. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan Juli 2021. Lokasi kegiatan ini berada di Pulau yang jauh dari perkotaan. Jarak yang di tempuh sekitar 1 jam menggunakan perahu nelayan.

Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu, 4 Juli 2021 pada pukul 08.30 hingga pukul 11.30 WITA. Proses pengabdian dilakukan dengan mekanisme penyuluhan kolektif. Dalam pengabdian ini juga melibatkan mahasiswa sebanyak 4 orang mahasiswa semester VI yang sedang mengampuh Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II. Adapun rincian kegiatan yaitu: 1) Mendatangi langsung tempat sasaran dan menemui pemerintah dan kader setempat untuk perencanaan kegiatan; 2) Perkenalan diri pada lansia; 3) Melakukan pemeriksaan tekanan darah; 4) Memberikan Kuesioner awal; 5) Penyuluhan tentang Hipertensi; 4) Evaluasi Kegiatan.

Seluruh peserta pengabdian antusias dalam menerima kedatangan tim pelaksana untuk mendengarkan penyuluhan. Pada dasarnya Pulau Ngali merupakan wilayah yang belum memiliki yankes di daerah setempat, jika ingin melakukan pemeriksaan kesehatan harus menyeberangi laut selama 1 jam perjalanan.

Gambar 1. Momen saat pemeriksaan tekanan darah

Berdasarkan penilaian sebelum dilakukan intervensi bahwa pemahan awal lansia tentang hipertensi masih kurang sebanyak 9 Lansia (60%) dari 15 Lansia. Setelah dilakukan intervensi didapatkan adanya peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dalam kategori tinggi sebanyak 6 Lansia (40%), kategori Sedang sebanyak 5 Lansia (33%). Walau demikian masih ada yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 4 (27%), hal ini di pengaruhi dengan kurangnya kemampuan lansia dalam menerima informasi dengan cepat dan disebabkan faktor penurunan dalam mengingat informasi-informasi terbaru.

Kesimpulan dalam kegiatan ini adalah adanyan peningkatan pengetahuan pada lansia setelah diberikan penyuluhan. Pelayanan kesehatan tidak hanya berfokus pada intervensi tetapi harus dikombinasikan dengan intervensi lain yang menarik. Kegiatan yang dikombinasikan dapat meningkatkan keikutsertaan lansia dalam kegiatan agar tidak jenuh dengan satu intervensi, oleh karena itu penting untuk dilakukan kegiatan yang dikombinasikan dengan harapan semua lansia mendapatkan informasi yang baik sesuai target pelaksana. Tanggapan dan pendapat masyarakat mengenai proses penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah sangat positif dan diharapkan dapat di lakukan secara rutin. ***

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment