Sumbawa, PSnews – Ceo PT Borsya Communica, Boris Syaifullah tampaknya tidak main-main dalam mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang telekomunikasi di tanah kelahirannya Kabupaten Sumbawa. Tekad kuat itu dibuktikan dengan mengawali peletakan batu pertama pada bulan November 2020 lalu.
Boris yang juga ketua Apnatel Jawa Barat, mengatakan, pembangunan SMK Telekomunikasi itu bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal di bidang telekomunikasi. Terutama untuk pemenuhan kebutuhan SDM di wilayah timur Indonesia.
Pembangunan sekolah ini, lanjut Boris, merupakan bentuk perhatian dari Borsya foundation di bawah naungan Borsya grup terhadap dunia pendidikan khususnya wilayah timur Indonesia. “Sekolah yang kita bangun ini merupakan SMK berbasis telekomunikasi pertama di Indonesia,” tandas Boris saat diwawancarai media ini, Selasa malam (13/4/2021).
Pengusaha muda ini menganggap, jumlah sumber daya manusia bidang telekomunikasi di Indonesia hingga kini masih tergolong minim. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan jumlah permintaan akan kebutuhan telekomunikasi di Indonesia yang sangat besar. “Sejauh ini, tenaga ahlinya yang itu-itu saja. Umumnya dari orang yang telah bekerja di PT Telkom,” ujar Boris.
Lebih jauh Boris menjelaskan, di era digital seperti sekarang, internet merupakan hal wajib dan sudah menjadi kebutuhan pokok manusia selain sandang, pangan dan papan. “Bahkan segala aspek kehidupan kita, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur banyak ditopang oleh internet,” ujarnya.
Berkaitan dengan itu, mulai tahun 2021 dan seterusnya, Pemerintah RI mulai fokus pada pembangunan jaringan di wilayah Indonesia timur. Tentu saja untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan SDM yang menguasai skill atau ketrampilan yang mumpuni di bidangnya, terutama pengetahuan tentang jaringan dan transmisi.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Telekomunikasi, Negara Indonesia membutuhkan sedikitnya 1.000 fresh graduate yang menguasai ilmu telekomunikasi, terutama yang menguasai jaringan dan transmisi.
Oleh karena itu, yayasan sosial dan kemanusiaan BorSya Indonesia (BorSya Foundation) sejak tahun 2020 telah menggagas pendirian satu-satunya SMK Telekomunikasi di Indonesia Timur. Sekolah Kejuruan tersebut diharapkan mampu mengisi kebutuhan SDM yang sangat dibutuhkan dalam rangka percepatan pembangunan di bidang telekomunikasi. “Alhamdulillah setelah melalui verifikasi yang cermat dan teliti oleh Dikbud Provinsi NTB, BorSya Foundation telah memperoleh izin PPDB untuk pendirian SMK BorSya Telekomunikasi di Kabupaten Sumbawa. Tentu saja hal ini adalah hal yang menggembirakan bagi kita semua, karena putra daerah kita nantinya akan mampu bersaing dengan daerah lain dalam hal skill atau kemampuan di bidang telekomunikasi,” jelasnya.
Dia berharap sekolah kejuruan ini mampu menjawab kebutuhan SDM khususnya yang berspesifikasi Transmisi Telekomunikasi dan Jaringan Akses Telekomunikasi. Lulusan dari SMK ini diproyeksikan bisa langsung bekerja di bidang telekomunikasi.
Menurutnya, setiap tahunnya, sedikitnya 10 siswa akan mendapatkan beasiswa penuh selama mengenyam pendidikan di SMK ini. Diharapkan dengan beasiswa tersebut dapat meringankan kebutuhan siswa yang dianggap mampu dan berprestasi di bidang telekomunikasi.
Adapun pada semester 5, minimal 10 orang dari siswa SMK ini akan dikirim untuk magang di Korea Selatan. “Kenapa Korea Selatan? Karena negara tersebut dianggap negara yang maju di bidang infrastruktur telekomunikasi,” terang Boris yang telah malang melintang bekerja di Korea Selatan tersebut.
Sedangkan bagi murid lainnya tetap akan mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan telekomunikasi nasional dan internasional di dalam negeri. “Ayo kita dukung penyiapan SDM ini agar anak didik kita siap dan mampu menghadapi tantangan di era digital saat ini. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita siapa lagi yang menyiapkannya,” pungkasnya. (PSa)