Mataram, PSnews – Sungguh laki-laki tak tahu malu. Gara-gara sakit hati lama tidak dikirimi uang oleh istrinya yang bekerja banting tulang mencari sesuap nasi sebagai buruh migran di Singapura, anak kandungnya dijadikan sasaran kemarahan. Pria pengangguran berinisial AF (30 tahun), warga Lingkungan Karang Bedil, Kecamatan Cakranegara Timur, Kota Mataram tersebut begitu tega menganiaya anak kandungnya sendiri yang masih berusia 7 tahun.
Penganiayaan itu diduga dilakukan beberapa kali. Aksi penganiayaan itu viral di media sosial. Tanpa waktu lama, petugas meringkus ayah yang tega menganiaya anak kandungnya ini. “Kami telah mengamankan pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ini ada ayah yang menganiaya anak kandungnya yang masih berusia 7 tahun. Anak kandungnya ini masih SD,’’ ungkap Kapolresta Mataram, Kombes Pol Heri Wahyudi dalam jumpa pers di Mataram, Senin (25/01/20).
Terakhir kali, penganiayaan diduga dilakukan tanggal 30 Desember sekitar pukul 21.00 wita. Pelaku beraksi dengan cara mengikat korban menggunakan tali rapia di tiang jendela. Korban diikat kurang lebih satu jam. Pelaku gelap mata dan mulai memukul paha korban. ‘’Itu kejadiannya, anaknya atau korban diikat lalu dipukul pahanya menggunakan tongkat,’’ bebernya.
Korban lalu divideokan oleh pelaku sambil berkata, dirinya berbuat seperti itu, karena ibu korban yang tak lain adalah istrinya yang bekerja sebagai TKW di Singapura tidak pernah menghubungi selama beberapa hari. ‘’Dia berkata, kalau tiga hari ibumu tidak menelpon, ikatan itu tidak akan dibuka. Itu bentuk ancaman untuk istrinya yang bekerja sebagai TKW,’’ katanya.
Tindakan keji itu dilakukan pelaku untuk memancing perhatian istrinya. Tujuannya adalah agar sang istri segera mengirim uang dari luar negeri. ‘’Tujuannya itu agar istrinya kasihan anaknya dipukul lalu dikirimkan uang,’’ tuturnya.
Berdasarkan hasil visum, terdapat luka memar di paha dan punggung korban. Pelaku diduga tidak sekali menganiaya korban. ‘’Karena ada bekas luka lama juga. Kita duga tidak sekali pelaku menganiaya korban,’’ papar Heri.
Kasus ini diungkap cukup mudah karena viral di media sosial. Pelaku tanpa waktu lama dicokok petugas di rumahnya. ‘’Viral videonya di media sosial. Itu yang memudahkan kita menangkap pelaku,’’ tandasnya.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku beberapa kali menerima kiriman uang dari istrinya di Singapura. Terakhir kali, lelaki bertato itu dapat kiriman Rp 9 juta. ‘’Yang terakhir dapat kiriman Rp 9 juta dia dari istrinya. Tapi cepat habisnya dan dia lakukan itu terhadap anaknya agar cepat dikirimkan uang lagi dari Singapura,’’ terang Heri.
Di depan petugas, AF cukup lantang mengakui perbuatannya. Buah hatinya ia siksa semata-mata untuk mencari perhatian istrinya yang bekerja di negeri seberang. ‘’Uangnya ada yang saya pakai main judi online. Saya kalah terus,’’ ungkapnya mengaku.
Atas perbuatannya, pelaku terancam dijerat pasal 44 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang PDKRT ancaman maksimal 5 tahun penjara atau denda Rp 15 juta. (PSp)