Sumbawa, PSnews – Sebanyak 81 anggota Satuan Tugas Pencegahan Penylahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba resmi dikukuhkan pada Kamis (6/7/2017) di kantor aula lantai III Bupati Sumbawa. Hal ini dilakukan salah satunya karena Kabupaten Sumbawa saat ini termasuk daerah yang darurat narkoba.
Pengukuhan Satgas tersebut sesuai SK Bupati Sumbawa Nomor 368 Tahun 2017 tanggal 27 Februari 2017. Mewakili Bupati Sumbawa, Sekretaris Daerah – H Rasyidi dalam sambutannya menyatakan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika saat ini telah menjadi persoalan serius dunia. Narkotika bahkan mengancam kelangsungan pembangunan dan generasi muda, baik secara global ataupun nasional. Bahkan di Indonesia sendiri, penyalahgunaan narkotika telah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Narkotika tidak lagi mengenal batas usia dan status sosial. ‘’Di Kabupaten Sumbawa sendiri, beberapa kasus yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menyangkut penyalagunaan dan peredaran gelap narkotika. Umumnya dilakukan oleh generasi muda dan cenderung meningkat,’’ terangnya.
Sebagai daerah yang sedang berkembang, kata Rasyidi, Kabupaten Sumbawa memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi sehingga diperlukan kerjasama dari berbagai instansi secara komprehensif. Dalam kaitan tersebut maka dilakukan pengukuhan terhadap 81 anggota Satgas Pencegahan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba. Dimana Wakil Bupati Sumbawa H Mahmud Abdullah sebagai Ketua Satgas. ‘’Satgas ini dibentuk sebagai bagian dari upaya menggerakkan dan memotivasi masyarakat dalam pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Sebagaimana diatur dalam UU nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, bahwa masyarakat juga harus ikut berperan aktif dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,’’ tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ia juga menyinggung dan mengaku sangat prihatin dengan beberapa kasus kehilangan obat yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa. ‘’Laporan dari Direktur RSUD bahwa sering terjadi kecurian barang di rumah sakit. Ini menjadi PR bagi kita. Apakah orang luar, atau ada orang dalam. Laporan dari Direktur, kita pernah kehilangan obat-obat penting. Sehingga ada kekhawatiran itu disalah gunakan,’’ pungkasnya. (PSg)