Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Sumbawa Gandeng Tokoh Masyarakat Uma Sima

Sumbawa, PSnews – Rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada 2015 lalu di sejumlah wilayah menjadi perhatian KPU Sumbawa. Setelah menyambangi daerah yang angka partisipasinya rendah, seperti Pulau Bungin beberapa waktu lalu, KPU Sumbawa juga bersilaturahmi dengan warga Kelurahan Uma Sima yang termasuk wilayah rendah partisipasinya pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2015 lalu.

Tokoh masyarakat Uma Sima
Tokoh masyarakat Uma Sima
Sebagai upaya memberikan pendidikan demokrasi kepada masyarakat, KPU Kabupaten Sumbawa menggelar sosialisasi partisipasi pemilih, terutama bagi pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya di Pilkada tahun 2015. Sosilisasi yang digelar Selasa (8/11/2016), diikuti para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda serta tokoh wanita sekelurahan Uma Sima. Hal ini dikarenakan berdasarkan data KPU Sumbawa pada Pemilu-pemilu lalu, kelurahan Uma Sima termasuk kelurahan yang partisipasi pemilihnya pada setiap pemilu cukup rendah dibanding kelurahan atau desa lainnya di kabupaten Sumbawa.
Sehingga, perlu pelibatan dan peran serta masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya partisipasi penggunaan hak suara di setiap Pemilu. Selain dari pembenahan dan perbaikan data pemilih secara berkelanjutan yang dilakukan KPU beserta jajarannya.
“Pemilih yang baik adalah pemilih yang tidak hanya datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya, tetapi pemilih yang dapat mendorong seluruh tahapan pemilu dan menggunakan hak di seluruh tahapan, terutama di pasca tahapan. Karena disitulah proses demokrasi yang sesungguhnya,” ujar Syukri Rahmat, ketua KPU Kabupaten Sumbawa dalam sambutannya.
Menurutnya, guna meningkatkan kualitas pada Pemilu-pemilu berikutnya peran serta seluruh elemen masyarakat sangat penting dalam menyukseskan setiap tahapan.
Dalam penyampaian materi dialog, Komisioner KPU Sumbawa Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Aryati menyebutkan, ada beberapa tipikal pemilih dalam masyarakat pada setiap Pemilu maupun Pilkada. Antara lain Pemilih Tradisional, yakni pemilih yang cenderung melihat secara kedekatan emosional dalam menggunakan hak pilih dan menentukan pilihannya. Selanjutnya ada pemilih Rasional, yakni pemilih yang cenderung melihat program dan visi misi calon.
Serta ada pula pemilih apatis yang cenderung mudah dipengaruhi oleh kepentingan finansial dan situasi di sekitarnya tanpa melihat siapa calon yang bertarung dalam pemilu.
“Pemilih apatis inilah yang membuat partisipasi kita rendah dan kualitas pemilu kita menurun, yang mana pemilih ini cenderung tidak menggunakan hak pilihnya dan tidak mau datang ke TPS,” tukas Aryati.
Dalam sesi diskusi komisioner KPU Sumbawa banyak menerima masukan dari masyarakat serta temuan berbagai persoalan terkait pemilu selama ini. Seperti persoalan daftar pemilih yang bermasalah di kelurahan Uma Sima.
“Banyak pemilih di Uma Sima yang tidak terdaftar di DPT selama beberapa Pemilu dan Pilkada, bahkan banyak pemilih yang sudah tidak ada atau meninggal dunia masih ada namanya di DPT. Ini persoalan yang kerap terjadi, sehingga bukan karena masyarakat rendah partisipasinya, tapi juga karena persoalan DPT yang membuat partisipasi kita rendah,” papar Khairuddin Karim, tokoh masyarakat Uma Sima.
Salah satu persoalan yang diangkat dalam diskusi itu juga masalah Money Politic, seperti yang diungkapkan M. Amin Jebes yang juga menyoal data pemilih tidak akurat atau tidak valid di kelurahannya. Soal Money Politic, menurutnya hal itu tidak pernah bisa ditindak secara hukum karena tidak pernah bisa dibuktikan secara jelas dalam setiap kasusnya.
“Politik uang merupakan persoalan yang kerap terjadi dan sangat sulit untuk dihentikan dan dibuktikan. Karena ingin menang kebanyakan pasangan calon menggunakan politik uang untuk membeli suara rakyat. Persoalan ini bukan hanya terjadi pada masyarakat yang ekonominya rendah saja, tetapi juga pada masyarakat yang ekonominya tinggi,” papar DR. Hj. Yuyun Nurul Azmi, komisioner Divisi Hukum KPU Sumbawa menanggapi sejumlah pertanyaan peserta diskusi.
Menurut Yuyun, pada pasca pemilihan merupakan kesempatan untuk mengkritisi atau menagih janji pasangan calon yang pernah disampaikan selama kampanye atau sebelum dia terpilih.
Dalam kesempatan itu, Aris Zulkarnain salah satu tokoh pemuda Uma Sima menyatakan komitmen warga Uma Sima dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu berikutnya. Tentunya dengan pelibatan aktif perangkat masyarakat seperti RT dan RW dalam setiap proses pendataan pemilih agar data pemilih yang dijaring Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) atau Pantarlih dapat benar-benar akurat dan valid.
“Warga Uma Sima juga akan berperan aktif serta membantu petugas pendataan pemilih dan mensosialisasikan Pemilu secara luas. Sehingga diharapkan pemilih akan mampu berpikir rasional dan cerdas guna menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan mampu mensejaterahkan atau mengubah nasib masyarakatnya,” tambah Aris.(PSa) 

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment