Sumbawa, PSnews – Masih maraknya illegal fishing di wilayah laut Sumbawa menimbulkan keprihatinan bagi para mahasiswa Universitas Samawa (UNSA) yang sedang mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Desa Bajo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa.
Alasan ini melatarbelakangi mereka bersama Karang Taruna dan Kelompok Pemuda setempat untuk mengadakan seminar cinta bahari dengan tema “Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi dalam menjaga keberlangsungan ekosistem laut menuju pembangunan desa mandiri”.
Seminar ini didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNSA dan Pemerintah Desa Bajo.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat akan potensi sumber daya kemaritiman, menjaga keberlangsungan ekosistem laut agar tetap lestari dan membangun kemandirian masyarakat dan desa. Narasumber pada seminar tersebut, yakni Zulkifli M.Si (perwakilan dari DKP Sumbawa dan Dr. (can) Ieke Wulan Ayu, M.Si (Ketua LPPM UNSA).
Zulkifli menyampaikan, bahwa kekayaan dan potensi kemaritiman harus dijaga dengan baik. Dalam hal ini masyarakat harus berdiri sebagai ujung tombak dan pemerintah akan mendukungnya. Ia menegaskan, kegiatan ilegal fishing, destruktif fishing harus diperangi bersama. Masyarakat harus berada di depan untuk itu.
“Jumlah nelayan tidak lebih dari 2% jumlah penduduk Sumbawa atau sekitar 18.000 orang saja. Bila sebagian dari mereka melakukan pengrusakan ekosistem laut dengan menggunakan bom, potas dan lain-lain, maka hampir 500 ribu penduduk Sumbawa akan merasakan akibatnya,” tegas Zul.
Karenanya dia menghimbau masyarakat setempat agar bisa berada di garda terdepan dalam mengamankan laut dari tangan-tangan serakah. Bila tidak dijaga sejak sekarang, maka kekayaan potensi laut Sumbawa tidak akan bisa dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Sementara itu, Dr (can) Ieke Wulan Ayu. M.Si menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara maritim dengan kekayaan sumber daya maritim yang melimpah. Ia menandaskan, saat ini pemerintah mendorong pembangunan sektor kemaritiman yang cukup lama terlupakan. Hal tersebut ditunjukkan melalui visi pembangunan nasional, mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia merupakan wujud nyata gerakan pemerintah dalam membangun sektor ini. Namun konsep dan visi besar ini, tidak akan pernah terwujud jika masyarakat tidak ikut serta dan terlibat langsung didalam membangun sektor ini. Salah satunya dengan menjaga kelestarian dan keberlanjutan ekosistem laut yang ada di sekitarnya.
Menurutnya, Desa Bajo memiliki potensi kemaritiman yang besar untuk dapat menyokong kemandirian desa atau mewujudkan Bajo menjadi desa mandiri jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.
Pada kesempatan yang sama, Rama Parangeta SS, ST, M.ENG – Ketua Bidang Penelitian LPPM UNSA menyampaikan soal teknis sederhana dalam pengolahan air bersih yang mana menjadi salah satu kendala utama masyarakat Labuhan Bajo.
Sedangkan Dedi Syafikri S.Kel, M.Si selaku pembimbing mahasiswa KKL UNSA Desa Bajo sekaligus sebagai Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM UNSA memaparkan bahwa acara seminar ini merupakan rangkaian dari acara pengibaran bendera bersama masyarakat Bajo di Pulau Bedil dan bersih-bersih pantai di Pulau Keramat yang diselenggarakan pada 17 Agustus 2016.
“Rangkaian kegiatan ini hajatnya untuk menanamkan dan atau memunculkan kembali rasa cinta dan kesadaran masyarakat khususnya pemuda akan budaya dan potensi kemaritiman kita yang mungkin selama ini sempat terlupakan,” jelas Dedi Syafikri.
Tujuan lainnya, tambah Dedi, agar desa dan masyarakat Desa Bajo dan juga desa pesisir lainnya dapat menjadi mandiri dengan potensi kebaharian yang dimiliki.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Desa Bajo – Telana A.M. Ia berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. “Saya berharap UNSA melalui LPPM nya dapat senantiasa menjalin kerjasama dan membantu serta mendampingi masyarakat dan Pemerintah Desa Bajo, sehingga potensi kemaritiman Desa Bajo benar-benar dapat memberi manfaat dan berkah bagi masyarakat kami,” ujar Telana. (ded)