Sumbawa, PSnews – Masyarakat Sumbawa khususnya yang beragama islam harus mewaspadai adanya terompet yang berbahan dasar menggunakan kertas Al-Qur’an. Penyebaran terompet tersebut merambah se isi kota Sumbawa Besar.
Beruntung, jajaran Polres Sumbawa bergerak cepat untuk mengamankan terompet tersebut, Selasa (29/11/2015) sore hingga malam. Pengamanan tersebut dilakukan setelah mendapatkan informasi dari luar Pulau Sumbawa, bahwa ada ditemukan terompet yang akan digunakan untuk tahun baru menggunakan bahan jilid Al-Qur’an.
“Dengan adanya informasi tersebut, kita langsung melakukan penyisiran dan pengecekan. Aparat kepolisian kami kerahkan bukan hanya di dalam Sumbawa tapi juga ke Kecamatan. Hasilnya sore ini kita lakukan razia penyisiran, dan didapatkan sekitar 300an lebih,” jelas Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad, S.Ik, mengkonfirmasi temuan tersebut.
Setelah dicek tegas Kapolres, ternyata memang benar ditemukan bahan dasar pembuatan terompet dari jilidan Al-Qur’an. Pihaknya pun masih memeriksa dan mendalami para penjual mengenai bagaimana bagaimana mendapatkan bahan kertas tersebut dan motif menggunakan bahan tersebut.
Kapolres mengatakan, kemungkinan bahan baku pembuatan terompet tersebut berasal dari luar Sumbawa.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan mudah terprovokasi. Apabila masyarakat menemukan terompet yang berbahan dasar jilid Al-Qur’an, tolong diserahkan kepada pihak kepolisian untuk kita amankan dan lakukan penyelidikan,” pinta Kapolres.
Ia menambahkan, bahwa di dalam kertas jilidan Al-Qur’an tersebut terdapat tulisan Kementerian Agama RI produksi tahun 2013 tidak diperjualbelikan.
Distributor terompet, Yatno, asal Wonogiri, Jawa Timur, mengaku bahwa terompet tersebut dibuat sendiri dan dijual ke Sumbawa. Adapun bahannya memang didapatkan dari Wonogiri.
“Bahannya dari teman diantar melalui paketan ekspedisi dari Wonogiri. Ada yang di Sumbawa, Flores dan wilayah timur Indonesia. Dari sana masih mentahannya,” kata Yatno.
Ia mengakui memang mengetahui sampul atau kertasnya berbahan dasar jilidan Al-Qur’an. Namun tahun-tahun sebelumnya pernah menggunakan bahan yang sama dan tidak terjadi apa-apa.
“Pernah gunakan semacam itu, tapi tidak pernah terjadi apa-apa. Kan saya sudah buat dari tahun 2000, duu-dulu pernah semacam ini tapi aman gak ada respon apa-apa. Baru ini,” ungkapnya.
Menurutnya, terompet yang sudah beredar sebanyak 2000 dan terjual sekitar ratusan unit. Karena caranya hanya menitip ke para penjual jika tidak laku maka bisa dikembalikan. (PSb)