Sumbawa, PSnews – Banyak cara pejabat melakukan pendekatan dengan masyarakat, diantaranya dengan melakukan tatap muka, sosialisasi secara langsung maupun melalui media massa dan lain-lain. Namun berbeda dengan pejabat yang satu ini, justru memilih khotbah sebagai media yang efektif untuk mendekatkan diri dengan masyarakat.
Adalah Kapolres Sumbawa yang bernama AKBP Muhammad, S.Ik, melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui kotbah Jum’at. AKBP Muhammad baru sebulan bertugas sebagai Kapolres Sumbawa menggantikan AKBP Karsiman yang kini menjabat Kapolres Lombok Timur. “Saya akan mengupayakan setiap Jum’at menjadi khatib di masjid-masjid yang ada di Sumbawa. Kita keliling nantinya, Jum’at depan kita nanti di Masjid Labuhan Sumbawa, dan nanti di mana,” ujar Kapolres Sumbawa, AKBP Muhammad.
Dalam khotbah Jum’at nantinya, Kapolres lebih menekankan penyampaian materi Kantibmas dan menjaga persatuan serta kesatuan. Karena itu juga bukan saja perintah dari negara, tapi juga perintah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kenapa memilih Khotbah sebagai bentuk persuasi kepada masyarakat? Karena masyarakat Sumbawa dinilai cukup agamis. Apalagi Jum’at merupakan waktu yang tepat, karena pasti masyarakat yang muslim melaksanakan sholat Jum’at dan pasti berkumpul tidak harus repot-repot dikumpulkan.
“Kalau ini kan pasti kumpul sendiri, tidak perlu diajak. Hanya dengan seruan Haiya Alassholah udah pada semua datang,” ujarnya.
Kapolres Sumbawa kali juga telah merasakan situasi meredakan konflik di Maluku, ketika ia menjabat sebagai Wakapolres di Pulau Seram bagian barat, Maluku sekitar 7 tahun yang lalu. Hasilnya, masyarakat setempat terbukti bisa saling memaafkan, bisa saling memahami dan menjaga toleransi. Karena di negara ini terdiri dari berbagai suku bangsa, berbagai agama sehingga harus saling menghargai dan memaafkan.
“Harapan saya, agar masyarakat Sumbawa bisa menjaga situasi Kantibmas. Mulai dari sekarang, khususnya pada Pemilukada dan seterusnya,” seru Kapolres.
Karena tegasnya, jika sudah aman maka masyarakat akan merasa nyaman dan tenang. Kerja dan beribadah juga akan lebih tenang, mencari ilmu pun akan tenang. Apalagi masyarakat Sumbawa memiliki pengalaman dua kali mengalami kerusuhan. Justeru yang dirugikan masyarakat juga, pembangunan tidak bisa berjalan dan investor malas datang. Akhirnya pembangunan tidak ada, akhirnya masyarakat begitu-begitu saja hidupnya. (PSb)