BMKG : Prediksi Musim Hujan di Sumbawa Berakhir Pertengahan April

Sumbawa, PSnews – Musim hujan kali ini cukup membingungkan warga Sumbawa terutama kalangan petani. Tidak sedikit petani di Kabupaten Sumbawa NTB yang kecele dalam menentukan jadwal tanam padi maupun jagung, khususnya di lahan tadah hujan. Hujan yang diperkirakan sudah turun pada awal bulan November 2019, bergeser hingga bulan Januari 2020.

Forecaster BMKG Sumbawa Besar, Riski yang ditemui media ini Senin (16/3/2020) membenarkan, tahun 2019 memang telah terjadi keterlambatan musim hujjan terutama di wilayah Jawa, Balli, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi. Pada kondisi normal, hujan biasanya mulai turun pada awal bulan November dan berhenti pada bulan Februari. Namun kali ini, musim hujan baru dimulai sejak awal Januari 2020. “Mestinya bulan Februari yang lalu musim hujan sudah berhenti, tapi kenyataannya hujan tetap berlanjut hingga pertengahan Maret ini,” papar Riski yang dikonfirmasi media ini di Kantornya. Senin (16/3/2020).

Keterlambatan musim hujan kali ini, terang Riski, disebabkan oleh suhu permukaan laut di Indonesia pada akhir tahun 2019 yang lalu, dingin., sehingga pertumbuhan awan menjadi terhambat.
Selain itu juga dipengaruhi oleh angin dingin yang datang dari Australia sehingga menghambat penguapan yang bisa membentuk awan hujan. “Bila suhu permukaan laut dingin maka penguapan untuk membentuk awan menjadi terhambat,” pungkasnya.

Hal lain yang mempengaruhi turunnya hujan di wilayah Kabupaten Sumbawa bersifat regional. Artinya hujannya lebih disebabkan oleh kiriman awan hujan dari luar daerah. “Pertumbuhan awannya tidak di Sumbawa. melainkan dari luar daerah. Itu terjadi karena Sumbawa banyak daerah datar, terutama di kotanya cenderung kering, sehingga pertumbuhan awannya terhambat. Berbeda dengan Kabupaten Bima yang memiliki banyak bukit dan lembah, sehingga mudah membentuk awan hujan,” pungkasnya. (PSa)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment