Sumbawa, PSnews – Sangat disayangkan, hingga saat ini kasus kekerasan terhadap anak masih saja terjadi di Kabupaten Sumbawa. Data kekerasan terhadap anak yang tercatat di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Sumbawa mencapai puluhan kasus.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas P2KBP3A Sumbawa melalui Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) – Laili Febrianti kepada wartawan, Kamis (22/10). Pihaknya menyayangkan, dimasa pandemi covid-19 ini masih terjadi kasus terhadap perempuan dan anak. Sehingga dalam tahun ini tercatat ada sebanyak 47 kasus kekerasan terhadap anak, dan 19 kasus terhadap perempuan. ‘’Itu data sesuai laporan yang masuk, baik dari Polsek, Polres, Dinas P2KBP3A, UPT P2KBP3A Kecamatan,’’ terangnya.
Dijelaskan, pihaknya tetap melakukan pendampingan terhadap penanganan kasus terhadap perempuan dan anak. Mulai dari home visit, hingga mendampingi di proses hukumnya. ‘’Karena kita bermitra dengan LPA, juga Polres. Jadi masing-masing sudah mengambil bagiannya. Kami memfasilitasi untuk rehabilitasi, juga tehadap anak-anak yang terlantar atau yang dibuang seperti ada kasus bayi kemarin maka langsung kami tangani, kami kunjungi dan dikirim ke Panti Paramita. Meski banyak sekali calon orang tua yang ingin mengangkat (anak itu) tapi harus sesuai prosedur,’’ tukasnya.
Menurutnya, sejauh ini armada bantuan dari Pemerintah Pusat tetap termanfaatkan, seperti mobil perlindungan (Molin) juga motor. Dimana armada tersebut digunakan untuk menjemput korban, juga mengantar ke lokasi yang dituju seperti panti asuhan dan lainnya. ‘’Kita sudah mendapat mobil perlindungan dan motor, untuk penjangkauan kasus. Sejauh ini sangat termanfaatkan. Armada itu untuk menjemput korban, mengantarkan, untuk kita merujuk sampai ke Mataram,’’ tuturnya.
Pihaknya mengaku sangat fokus dalam pendampingan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan akan. Bahkan berencana membangun UPTD PPPA di eks rumah dinas Dokter Kosala. (PSg)
