Pelaku UMKM Mengaku Terbantu dengan Program BALE BERDAYA

Sumbawa, pulausumbawanews.net – Para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di 7 (tujuh) Kecamatan di wilayah Kabupaten Sumbawa NTB, yakni Sumbawa, Ropang, Lunyuk, Lantung, Lenangguar, Moyo Hulu, dan Orong Telu mengaku terbantu dengan Program Bale Berdaya yang diinisasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) bekerjasama dengan KUMPUL.

Haniansyah Saputra

Haniansyah Saputra, pelaku UMKM dari Kecamatan Lunyuk mengungkapkan, program bale berdaya ini sangat membantu usahanya dalam menjual madu, mulai proses produksi, branding, hingga pemasaran. “Berbagai manfaat kita mengikuti program Bale Berdaya, antara lain, selama mengikuti pelatihan tatap muka program Bale Berdaya, kita mendapatkan pengalaman dan pemahaman yang bermanfaat dalam membangun usaha, diantaranya mendapatkan pemahaman tentang perlunya legalitas usaha guna mendapatkan kepercayaan pasar atau konsumen. Mendapatkan pemahaman tentangan pentingnya membuat analisa usaha menggunakan SWOT, dan pentingnya mengetahui serta menentukan pasar bagi produk usaha saya. Mendapatkan penjelasan dan pemahaman terkait perlunya manajemen keuangan yang baik guna mengevaluasi usaha agar bisa menjaga keberlangsungan usaha kita. Pemahaman akan pentingnya membuat produk yang berkualitas, membuat brand produk dan membranding produk usaha kita, sehingga dapat dikenal dan menarik minat pelanggan,” beber Haniansyah Saputra saat diwawancarai media ini seusai mengikuti acara “Stakeholders Update Bale Berdaya” di Kantor Bupati Sumbawa, Senin (4/11/24).

Ia menyebutkan merek produk madunya adalah Yamo. “Yamo berasal dari bahasa Sumbawa yang berarti “lya“. Forest honey yang berarti madu hutan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa madu tersebut madu asli yang berasal dari hutan Sumbawa tepatnya di Kecamatan Lunyuk,” ujar Haniansyah.

Dalam proses produksi madu Yamo, lanjut Haniansyah, yakni dengan menggunakan metode tiris, dimana unsur kebersihan dalam proses pasca panen menjadi salah satu faktor yang dianggap penting. “Produksi madu dengan menggunakan metode tiris ini jauh lebih higienis dibanding metode peras,” jelas Haniansyah.

Fitriani (tengah)

Fitriani, Owner Bale Seafood Sumbawa, salah satu UMKM di Kecamatan Sumbawa yang berfokus pada olahan ikan. “Nama “Bale” berarti rumah dan “Seafood” adalah hasil laut yang menjadi produk unggulan usaha kami,” jelas Fitriani

Ia menerangkan, produk olahan ikan segar memiliki risiko tinggi, tanpa dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan yang memadai. Dengan berbagai tantangan yang ada, Bale Seafood kemudian beralih ke produk olahan ikan kering yang lebih stabil dan tahan lama.

Dituturkan, pada tahun 2021 menjadi titik balik bagi Bale Seafood. “Dengan penuh keyakinan, kami mengikuti berbagai pelatihan dan melengkapi izin usaha, mulai dari NIB, PIRT, NPWP hingga sertifikasi halal. Bahkan tak lupa juga mendaftarkan hak cipta
logo dan merek “Bale Seafood”,” paparnya.

Dan di tahun 2024 ini, lanjut Fitriani, Bale Seafood Sumbawa mulai mengikuti kegiatan Bale Berdaya, sebuah program yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa melalui kegiatan pemberdayaan UMKM yang adaptif dan berdaya saing. “Kami yakin, setiap langkah yang kami tempuh insya Allah akan membawa usaha kami semakin maju,” ujar wanita cantik asal Labuhan Jontal Kecamatan Plampang yang berdomisili di Lingkungan Kebayan Kecamatan Sumbawa ini.

Berbagai jenis produk Bale Seafood, diantaranya olahan ikan jenis Lemuru yang dibumbui dengan asam jawa dan garam racikan khas Sumbawa, ikan asin belah, ikan kering kepilak, ikan teri, ikan bage dan lain-lain.

Fitriani mengaku, melalui program Bale Berdaya ini, pendapatan & omzet mengalami peningkatan sebesar 30 hingga 80%.

Adapun kapasitas produksi sebanyak 180-225kg/bulan (4-5box). Akses pemasaran, supermarket dalam kota Sumbawa Besar, pengiriman antar provinsi.

Manfaat bale berdaya bagi Fitriani, antara lain, dapat memahami Standard Operating Procedure (SOP) dalam produksi, pengembangan skill & pola pikir kewirausahaan, pendampingan strategi bisnis yang tepat, pemahaman lebih dalam tentang analisa pasar dan konsumen serta bimbingan manajemen keuangan yang lebih teratur.

Faradian

Faradian, Owner Gemala Craft. Selain buah dan daun, pohon pisang ternyata juga memiliki manfaat yang lain, salah satunya yakni bagian pelepahnya yang dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan bernilai guna. Pohon pisang mampu tumbuh subur di wilayah
beriklim tropis seperti Indonesia, salah satunya di Kabupaten Sumbawa banyak dijumpai berbagai jenis pohon pisang. Menangkap hal tersebut, Faradian kemudian membuat suatu kerajinan kreatif pelepah pisang yang merupakan karya seni yang memiliki nilai jual dimana proses pembuatannya menggunakan tangan-tangan kreatif.

Produk yang dihasilkan dari kerajinan pelepah pisang pun juga beragam diantaranya hampers, hantaran pernikahan, tempat tissue, tempat sendok, kotak pensil, bingkai foto serta vas bunga. “Melalui program Bale Berdaya, usaha kami telah mengalami peningkatan pendapatan & omzet sebesar 20 hingga 40%. Kapasitas produksi sebanyak 10-20 pcs setiap harinya,” bebernya.

Sementara akses pemasaran, antara lain di dalam kota Sumbawa Besar, pengiriman antar provinsi dan luar negeri.

Ia memapatkan, berbagai manfaat program Bale Berdaya antara lain kemampuan dalam menyusun Business Model Canva (BMC). Selain itu juga dalam hal pengembangan bisnis & usaha menjadi lebih terarah. Pengelolaan Keuangan menjadi lebih teratur. Dapat memahami bahwa Branding & Packaging menjadi salah satu faktor kunci agar produk lebih diminati konsumen potensial. (PSadv)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment