Mataram, pulausumbawanews.net – Di atas panggung politik boleh berbeda pandangan, terkadang berdebat saling memojokkan seperti Tom and Jerry, tapi di belakang panggung, kedua politisi kelahiran Sumbawa NTB ini, yakni Fahri Hamzah dan Zulkieflimansyah mengaku sangat dekat, bahkan sudah seperti saudara.
Kedekatan ini diungkapkan DR Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah melalui postingan statusnya di akun facebook Bang Zul Zulkieflimansyah, pada Jumat (8/12/2023). “Pagi ini bertemu Fahri Hamzah di Mataram. Seperti biasa kami selalu kompak dan kangen-kangenan. Cuma bedanya sekarang beliau ini semangat sekali kampanyekan Pak Prabowo,” ungkap DR Zul.
Lebih jauh ia menuturkan, bahwa hubungan persahabatannya dengan Fahri Hamzah sudah sejak SMA yang lalu. “Saya sama mas Fahri ini sejak SMA memang kemana-mana bareng. Sejak dari Sumbawa kami biasa tidur di satu kamar, satu tempat tidur. Semasa kuliah di UI dulu juga satu kamar, satu tempat tidur juga. Masuk DPR barengan juga. Masuk komisi yang sama dan ke mana-mana bareng juga. Bahkan saya kuliah ke Glasgow dulu, Fahri ikut juga kuliah di Glasgow di UK. Tinggal bareng saya juga di Glasgow. Jadi apakah karena sekarang beda Partai dan beda Capres kita kemudian lantas bermusuhan? Tentu saja tidak,” terang DR Zul.
Ditegaskan, Partai boleh berbeda, Fahri Hamzah sebagai pemimpin di Gelora, dirinya juga pemimpin di PKS. Fahri Hamzah mendukung Capres Prabowo, dirinya mendukung Capres Anies Baswedan. Partai dan Capres boleh berbeda, tapi persahabatan dan persaudaraan tetap harus dijaga. “Tadi mas Fahri nanya-nanya, Gimana Peluang Prabowo di NTB ? Saya bilang, di NTB, AMIN yang menang. He he. Dia mangut-manggut aja dan tertawa,” ujar DR Zul.
Gubernur NTB periode (2018-2013) ini kembali menegaskan, bahwa di daerah lain boleh saja Pilpres memanas dan saling hujat, tapi mudah-mudahan jangan terjadi di NTB. “Partai dan Capres boleh berbeda, tapi persahabatan dan persaudaraan tetap harus kita jaga,” serunya.
Ia menghimbau masyarakat NTB agar tetap tenang menghadapi dinamika Pilpres. “Siapapun nanti yang jadi Presiden, baik Prabowo, Anis atau Ganjar, ketika mereka nanti jadi Presiden, belum tentu bisa ketemu, mengenal, apalagi menegur kita. Tapi kawan dekat, sahabat, tetangga yang mungkin sekarang beda pilihan politik dan beda capres nya dengan kita saat ini adalah orang-orang yang sehari-harinya akan tetap bersama kita nanti. Mereka inilah mungkin yang tetap akan mengkafani kita, memandikan jenazah kita, mensholatkan dan mengantarkan kita ke kuburan nanti, bukan capres-capres itu. Jadi mari maknai pesta demokrasi ini dengan santai, riang gembira dan penuh persaudaraan dan persahabatan,” imbaunya. (PSa)