Sumbawa, PSnews – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah terjadi di seluruh (24) kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa. Data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dikes) hingga saat ini ada 104 orang yang terjangkit DBD, dan semuanya sudah dalam penanganan petugas kesehatan.
Demikian diungkapkan Sekretaris Dikes Sumbawa – Surya Darmasya kepada wartawan media ini Kamis (14/3/2019).
Dia memaparkan, pada bulan Januari lalu terjadi 28 kasus DBD di Kabupaten Sumbawa. Jumlah penderita meningkat pada bulan Februari yang mencapai 62 kasus. Sementara pada pertengahan Maret ini sudah ada 14 kasus yang terjadi dan diharapkan tidak ada penambahan. “Menurut data yang ada, sampai dengan Maret ini sudah cukup banyak, jadi total se Kabupaten Sumbawa ada 104 positif DBD, tersebar di 25 wilayah binaan puskesmas,’’ bebernya.
Dikatakan, area yang dominan penyebaran penyakit DBD ini ada di wilayah binaan Puskesmas Unit I Sumbawa yang mencapai 19 kasus. Kemudian wilayah Puskesmas Labuhan Badas 16 kasus dan diikuti wilayah binaan Puskesmas Lopok dan Moyo Hulu. “Jadi empat puskesmas itu yang kasusnya sudah mencapai belasan,’’ sebutnya.

Saat ini petugas kesehatan di masing-masing kecamatan tetap waspada terhadap penyebaran kasus DBD tersebut. Pihaknya mengimbau agar masyarakat selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat salah satunya melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus yakni Menguras membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air, Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah. “Jadi petugas kami yang ada di masing-masing kecamatan itu sangat waspada sekarang. Begitu ada informasi, apalagi pasien yang berobat di Puskesmas, ditemukan kasus-kasus yang mengarah kesana, mereka cepat turun mengetahui dimana alamatnya, bagaimana pengamatan di 20 rumah di sekitar itu, bagaimana perkembangan jentik. Untuk mereka putuskan apakah dilakukan fogging atau tidak. Karena fogging itu upaya terakhir,’’ tandasnya.
Terhadap kasus ini, pihaknya mengaku sempat mendapatkan informasi bahwa telah jatuh korban jiwa akibat DBD di Sumbawa. Ia menegaskan, bahwa itu tidaklah benar, hanya isu belaka. Dipastikan sejauh ini belum ada korban meninggal dunia akibat kasus DBD di Sumbawa selama tahun 2019. “Yang berkembang beberapa info kami dapat bahwa ada korban pasien DBD meninggal dunia. Saya kira itu masyarakat selalu saja cepat memvonis, padahal sebenarnya bukan karena DBD. Itu yang kami sayangkan, sehingga DBD menjadi sesuatu yang menakutkan sekali. Padahal sebenarnya, asalkan pasien cepat dibawa, dirawat, saya kira lebih awal dibawa itu lebih cepat disembuhkan. Intinya belum ada. Karena diagnosis petugas medis itukan teliti, jadi tidak bisa memperkirakan. Harus hasil lab positif dan perkembangan tiap waktu, itu ada laporannya yang sangat teknis,’’ pungkasnya. (PSg)