Sumbawa, PSnews – Ternyata angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Sumbawa meningkat signifikan selama tahun 2018. Hal itu dibuktikan dengan adanya data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa terkait Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Data yang diterima media ini, angka kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 4 kasus, meningkat pada tahun 2018 menjadi 12 kasus. Untuk penyebarannya di Kacamatan Moyo Hulu sebanyak 2 kasus, Moyo Hilir 2 kasus, serta masing-masing 1 kasus di Kecamatan Lape, Lunyuk, Buer, Rhee, Alas Barat, Lenangguar, Ropang, dan Orong Telu.
Kemudian untuk angka kematian bayi dibagi menjadi tiga katergori yakni, pertama Neonatus yakni umur 0 hingga 28 hari sebanyak 45 kasus, pada tahun sebelumnya sebanyak 42 kasus. Kemudian Bayi yakni umur hingga 2 tahun sebanyak 20 kasus dalam tahun ini, dan pada tahun 2017 sebanyak 12 kasus. Serta Balita yakni umur 2 hingga 5 tahun sebanyak 3 kasus ditahun 2018, dan tahun sebelumnya 6 kasus. Adapun sebarannya di Kecamatan Batu Lanteh, Lunyuk, Utan, dan Empang.
Kepada wartawan, Sekretaris Dikes Kabupaten Sumbawa – Surya Darmasyah yang didampingi Staf Bidang Kesamas menjelaskan, angka kamatian ibu dan angka kematian bayi pada tahun 2018 cendrung meningkat dibandingkan pada tahun 2017. Adapun penyebab kematian ibu antara lain proses persalinan dilakukan dirumahnya dibantu bidan, namun penanganannya dengan peralatan yang kurang lengkap dibandingkan di Puskesmas atau Rumah Sakit. Kemudian proses persalinan yang dibantu oleh dukun, serta pasien mengalami anemia atau kekurangan darah, kerena saat hamil hingga melahirkan pasien tidak patuh dalam mengkonsumsi obat penambah darah yang diberikan pihak Puskesmas atau Rumah Sakit.
Sementara untuk kamatian bayi, lanjut Dar – panggilan akrabnya, paling banyak disebabkan karena diare, kelainan kelahiran dikarenakan ibunya mengalami anemia. ‘’Untuk kematian ibu ini dibanding dengan tahun 2017 ada kenaikan 3 kali lipat di tahun 2018,’’ tuturnya.
Menurutnya, untuk menekan kenaikan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sumbawa, pihaknya mengaku tetap melakukan sosialisai terkait hal tersebut, serta pentingnya bagi ibu hamil mengkonsumsi obat penambah darah sejak hamil hingga melahirkan. ‘’Kami tetap mensosialisasikan untuk hal itu, tetapi mereka tidak patuh, padahal resikonya itu besar,’’ pungkasnya. (PSg)