Sumbawa, PSnews – Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa menggelar Pertemuan Percepatan Program Aksi Gerakan Masyarakat Agribisnis Jagung, Integrasi Sapi Untuk Pencapaian Sasaran Produksi Jagung 1 Juta Ton/Tahun di Kabupaten Sumbawa tahun 2017. Kegiatan tersebut berlangsung di aula H. Madilaoe ADT lantai 3 kantor Bupati Sumbawa, Selasa (11/7/2017).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa – Tarunawan dalam laporannya menyatakan, berbagai program dan kegiatan yang secara masif telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi maupun pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan utama, khususnya jagung secara signifikan. Kabupaten Sumbawa secara terus menerus menyelaraskan strategi dan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki untuk meningkatkan luas penanaman, produksi dan produktivitas tanaman jagung ini. Dalam lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan areal tanam yang signifikan dari 35.462 Ha pada tahun 2012 menjadi 77.151 Ha pada tahun 2016. Demikan juga dengan produksi per hektar, meningkat dari 192.391 ton pada tahun 2012 menjadi 476.240 ton pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2017 (periode oktober 2016 – September 2017) Realisasi Tanam Jagung sebesar 93.203 Ha.
Pengembangan pertanian secara integrasi dengan mengoptimalkan segala potensi yang dipunyai merupakan suatu sistem yang sangat tepat untuk dikembangkan oleh masyarakat. Pertanian terintegrasi merupakan suatu yang berbeda dengan sistem pertanian campuran.
Berdasarkan potensi dan kondisi yang ada, maka teknologi yang akan diintroduksikan diarahkan pada penerapan pola Usahatani Integrasi Tanaman – Ternak antara lain Penggemukan Sapi potong Produksi Kompos. Produksi Kompos Sapi dewasa dapat menghasilkan kotoran basah 4-5 ton/tahun. Kotoran diolah menjadi kompos, akan dihasilkan 2 sampai 2,5 ton kompos/ekor sapi/tahun. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan (dikembalikan) ke sawah atau di jual. Satu hektar sawah membutuhkan kompos 1,5 – 2 ton. Apabila kompos digunakan sebagai pupuk, maka akan memperbaiki sifat fisik tanah dan sekaligus akan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya relatif mahal. Perhitungan secara parsial menunjukkan bahwa biaya untuk menghasilkan kompos adalah Rp 125,00/kg. Harga jual kompos di tingkat petani adalah Rp 250 – Rp 300/kg. Harga dasar kompos pada saat ini bisa mencapai Rp 400 sampai Rp 500/kg. Satu hektar sawah dapat menghidupi 2 ekor sapi dewasa. Kompos yang dihasilkan dari 2 ekor sapi adalah 4-5 ton/tahun. Harga jual kompos di tingkat petani dari 2 ekor sapi adalah Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Kalau ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh petani di pedesaan, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesuburan tanah, peningkatan produktivitas lahan, penurunan penggunaan pupuk anorganik (buatan) yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Apabila usaha tani integrasi tanaman-ternak dapat dilaksanakan maka daya dukung tongkol jagung adalah untuk 150.000 – 200.000 ekor sapi/tahun. Sementara kompos yang dihasilkan dari 1 ekor sapi pertahun adalah 2 ton. Jadi kompos yang dihasilkan seluruhnya adalah 300.000 – 400.000 ton dengan penggunaan 2 ton kompos per tahun maka sekitar 150.000- 200.000 ha lahan sawah dapat diperbaiki kesuburannya.
Sementara Wakil Bupati Sumbawa – H Mahmud Abdullah dalam sambutannya menyampaikan, Kabupaten Sumbawa merupakan sentra produksi jagung di Provinsi NTB. Salah satu keunggulan Kabupaten Sumbawa adalah kontinyuitas produksi yang tersedia sepanjang tahun mulai dari MH (musim hujan), MK I (musim kemarau I) dan MK II (musim kemarau II). Melihat potensi lahan yang tersedia dan statistik tanam jagung selama lima tahun terakhir yang cenderung meningkat rata-rata 25,38 persen. Kementerian Pertanian RI telah menetapkan Kabupaten Sumbawa sebagai pusat / sentra pengembangan jagung nasional. Bahkan disektor peternakan pun pengembangan ternak di Kabupaten Sumbawa sangat didukung oleh sumber daya alam yang cukup potensial sehingga mampu mendukung pertumbuhan populasi ternak di Kabupaten Sumbawa. ‘’Berdasarkan data populasi ternak sumbawa hasil registrasi tahun 2016 jumlah sapi 234.768 ekor , kerbau 43.340 ekor dan kuda 30.083 ekor,’’ ungkapnya.
Disamping itu, Kabupaten Sumbawa juga merupakan salah satu kabupaten yang dijadikan sebagai sumber bibit di Provinsi NTB. Dengan ditetapkannya Pulau Sumbawa sebagai tempat pemurnian Sapi Bali, maka pemerintah daerah telah menetapkan kebijakan di bidang pembibitan terutama sapi bibit yang diatur dan diawasi secara ketat dengan penerapan teknologi tepat guna melalui Inseminasi Buatan (IB), sehingga tercapai peningkatan populasi ternak dan mutu genetik ternak, karena melalui inseminasi buatan penyebaran sapi bibit unggul dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat. (PSg)