Mataram, PSnews – Tokoh Nasional, Prabowo Subianto menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas undangan silaturrahim dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Ketua Umum Partai Gerindra ini merasa terkesan dengan Gubernur NTB yang masih muda namun memiliki pemikiran cemerlang. “Sebagai orang yang lebih tua dari beliau, saya hari ini mendapat tambahan semangat dan rasa optimisme, ternyata masih ada pemimpin muda yang memiliki pemikiran cemerlang, yang berpihak pada rakyat dan bangsanya sendiri,” sebut Prabowo pada acara silaturrahmi dengan jajaran Pemerintah Provinsi NTB, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Lintas Etnis di Pendopo Gubernur NTB, Selasa (7/3).
Selain itu, Prabowo Subianto meminta maaf kepada seluruh masyarakat NTB karena baru dapat berkunjung dan bersilaturrahim dengan masyarakat. Hal ini disebabkan padatnya agenda di Jakarta. Walau demikian, Prabowo mengaku bahagia dapat bersilaturrahim dengan masyarakat NTB.
Prabowo juga banyak membahas permasalahan bangsa yang terjadi saat ini, seperti ketimpangan sosial, ekonomi serta belum maksimalnya pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan sebagai daerah yang sedang membangun, Provinsi NTB perlu mendengar dan menyerap hal-hal baik, tidak hanya ilmu pengetahuan namun juga pengalaman dari tokoh-tokoh nasional. “Melalui momentum ini, NTB ingin menyerap dan belajar dari tokoh nasional, H. Prabowo Subianto sebagai bahan acuan dalam penyusunan rencana pembangunan NTB kedepan agar arah pembangunan NTB lebih berpihak kepada masyarakat dan mengurangi ketimpangan di tengah masyarakat NTB,” ungkap Gubernur yang berlatar sebagai ulama ini.
Menurut Gubernur, Indonesia merupakan negara dengan segudang kekayaan, namun selama ini masih kurang peduli membangun suatu memori kolektif bangsa. Hampir tidak ada pemimpin yang dengan segudang kontribusi, dipotret dengan baik oleh rakyat. “Banyak tokoh-tokoh nasional kita yang memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan bangsa, tetapi justru lebih cenderung dipotret dari kekurangan-kekurangan yang pernah mereka lakukan,” papar Tuan Guru Bajang (TGB) panggilan populer Gubernur NTB.
Ia mencontohkan Mesir sebagai salah satu negara yang hampir sama kondisinya dengan Indonesia, namun memiliki khazanah atau tradisi merawat memori kolektif masyarakatnya, sehingga mampu membangun peradaban yang usianya ribuan tahun sebagai sebuah bahan pembelajaran bagi dunia. Seperti sejarah awal Mesir dari era Fir’aun sampai pada zaman modern sekarang ini, Mesir mampu merawat dan menjaganya dengan baik. Padahal dalam konteks agama Islam Fir’aun itu adalah tokoh antagonis. Tetapi bagi masyarakat Mesir, Firaun adalah tokoh yang mampu membangun peradaban Mesir. “Maksud dari semua itu adalah sebagai sebuah pelajaran dalam membangun memori kolektif sebuah bangsa dalam menjaga nilai-nilai peradaban yang ada dari generasi ke generasi, sehingga masyarakat mampu menghargai jasa para tokoh nasional kita dan peradaban yang ada di bangsa kita ini,” pungkasnya.
Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur NTB, Muh. Amin, para Bupati dan Walikota se-NTB, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda), seluruh jajaran SKPD lingkup Pemerintah Provinsi NTB dan pimpinan partai politik. (PSbo)