Sumbawa, PSnews – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Batu Lanteh pada Senin 23 Januari lalu, membuat air sungai terutama di dalam kota Sumbawa Besar menjadi meluap. Warga Sumbawa biasa menyebutnya dengan istilah ‘hujan otak’, dimana Batu Lanteh merupakan daerah hulu sungai yang mengarah ke tengah kota Sumbawa Besar. Bila intensitas hujan terjadi di daerah tersebut, maka akan berpotensi terjadinya banjir bandang di wilayah perkotaan.Seperti yang terjadi pada hari Senin kemarin, dimana sejumlah rumah di wilayah Kelurahan Brang Bara dan sekitarnya menjadi tergenang. Terutama yang berada di daerah aliran sungai (DAS).
Lurah Brang Bara melalui Kasi Ekbang – Herlin Efendi yang dihubungi media ini Selasa (24/1/2017) menjelaskan, pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap rumah warga yang terendam banjir Senin lalu. Hasilnya terdata sebanyak tujuh rumah dan 12 kamar kos di RT 03 RW 01 kelurahan Brang Bara terendam banjir. Akibat luapan air sungat setempat. Apalagi lokasinya berada di sekitar DAS. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun kerugian masyarakat ditaksir sekitar Rp 5 juta. ‘’Dari tujuh rumah itu, satu yang rusak parah,’’ terangnya.
Terhadap kejadian ini, Pemerintah Kelurahan setempat telah bersurat ke Kantor Camat Sumbawa, Dinas Sosial dan BPBD untuk memberitahukan prihal bencana banjir tersebut. Bahkan kepada Camat Sumbawa diharap agar rumah yang berada di DAS bisa direlokasi. “Tidak ada yang mengungsi. Karena pas air surut, mereka langsung membersihkan rumah masing-masing,’’ tukasnya.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa – Zainal Abidin yang ditemui membenarkan adanya laporan terkait rumah yang tergenang di wilayah Brang Bara karena memang lokasinya berada di bantaran sungai. Sehingga diharapkan kepada pihak Kecamatan Sumbawa agar dapat menegur para masyarakat yang membangun rumah di sekitar DAS. “Untuk air sungai yang meluap kemarin ada satu rumah kayu yang miring kena air disapu banjir. Memang dia membangun di dalam sungai, sudah jelas kena terjang. Lokasinya di belakang Toko Modes Surabaya Keluarahan Brang Bara. Selian itu di situ juga ada rumah batu yang juga tergenang air,’’ pungkasnya.
Sejauh ini pihaknya mengaku tetap melakukan pemantauan. Informasi yang diterima dari BMKG, musim hujan diperkirakan hingga Februari mendatang. Ia menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan sekitar dan jangan membuang sampah sembarangan yang bisa menyebabkan terhambatnya laju air. “Kita lihat di lapangan, banyak selokan yang tersumbat. Itu yang menyebabkan air itu tersendat,’’ demikian Abidin. (PSg)