Sumbawa, PSnews – Debitur BRI Cabang Sumbawa berunjuk rasa di kantor Cabang BRI Sumbawa, Senin (10/08/2015). Debitur memprotes sukuk bunga yang dinilai memberatkan dalam hal pembayaran. Dalam unjuk rasa tersebut manajemen Bri Cabang Sumbawa diminta untuk lebih transparan kepada nasabahnya.
Para pengunjuk rasa mencoba masuk ke halaman kantor Cabang BRI Sumbawa, tapi satpam dan aparat kepolisian tidak mengijinkan mereka masuk karena dikhawatirkan mengganggu pelayanan nasabah lain.
Pengunjuk rasa menilai nasabah atau debitur yang menjadi pelanggan setia produk andalan bri tidak mendapat penjelasan yang rinci mengenai skema pemberian kredit.
Pengunjuk rasa menyayangkan bahwa kebijakan yang selama ini dianggap sebagai langkah bijak tiba-tiba berbalik menjadi beban berat ketika pihak bri dalam perjalanan masa kredit memberlakukan kebijakan yang dinilai sepihak terkait kebijakan perlunasan awal yang berhubungan dengan top up.
Akhirnya pengunjuk rasa melampiaskan kekesalannya dengan membakar ban di jalan raya tepat di depan Kantor Cabang BRI Sumbawa. Aksi bakar ban tersebut sempat menggangu aktifitas pengguna jalan raya. Pihak sekuriti Bank BRI akhirnya memadamkan api tersebut.
Pimpinan Cabang BRI Sumbawa akhirnya bersedia untuk bertemu dengan pengunjuk rasa sembari menjelaskan skema pemberikan kredit kepada calon nasabah BRI di ruang rapat lantai II BRI Sumbawa.
Usai rapat tersebut, Pimpinan Cabang BRI Sumbawa, Anis Lukman Hakim, mengatakan bahwa pihaknya telah berlaku transparan dalam hal pemberian kredit kepada nasabah. Sebelum memberikan kredit kepada nasabah. “Kami memberikan waktu bagi calon nasabah untuk mempelajari skema kredit yang diberikan tersebut sebelum terjadi akad antara calon nasabah dengan bank,” ujar Anis.
Salah seorang nasabah BRI Sumbawa yang dihubungi dan merasa dirugikan, Lusi, mengaku bahwa pihak Bank tidak transparan dalam memberikan skema kredit. Apalagi dalam hal ini Lusi telah dipailidkan oleh Pengadilan Tata Niaga Surabaya karena dianggap tidak mampu melunasi kredit Bank BRI. (PSb)
