OPINI : Urgensi Kesantunan Berbahasa Zaman Milenial

Oleh
Novita Suryani

( Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Fakultas Keguruan dan Pendidikan UNIVERSITAS SAMAWA )

Kesantunan berbahasa adalah norma atau aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu yang dipengaruhi oleh tata cara, adat ataupun kebiasaaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan dalam aspek bahasa dapat dilihat pada pilihan kata, nada, intonasi dan struktur kalimatnya. Pada tingkah laku, kesantunan dapat dilihat pada ekspresi, sikap dan gerak-gerik tubuh lainnya. Menghormati orang lain merupakan bentuk penghormatan diri sendiri.

Prinsip dalam kesantunan berbahasa dibedakan menjadi empat, antara lain yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi dan maksim cara. Maksim kualitas, menuntut untuk mengatakan yang sebenarnya sedangkan maksim kuantitas menuntut penutur untuk berbicara secukupnya. Maksim relevansi yaitu menuntut kita untuk memberikan percakapan yang relevan dengan situasi perckapan tersebut , dan maksim cara menuntut kita untuk harus berbicara langsung dan lugas secara tidak berlebihan.

Di zaman modern seperti ini banyak generasi penerus bangsa yang belum atau tidak mementingkan kesantunan dalam berbahasa atau prinsip dalam kesantunan berbahasa. Padahal itu sangatlah penting bagi mereka, jika menggunakan kata-kata baik, maka itu akan mencerminkan dirinya sendiri. Tetapi jika tidak, maka itu juga akan mencerminkan dirinya.

Kesantunan dalam berbahasa itu sangatlah penting dan dibutukan oleh semua orang,karena pokok utuma dari sebuah pertengakaran yaitu berasal dari sebuah ujuran atau tuturan bahasa yang diucapkan. Di kalangan pemuda-pemudi milenial saat ini kesantunan berbahasa masih sangat rendah,mereka cenderung menggunakan bahasa yang kurang baik dan tidak baku.Saat mereka merasa kesal,marah,kaget ataupun hal yang lainnya muncullah kata-kata kotor yang mereka tuturkan atau utarakan untuk mengungkapkan isi hatinya, tapi anehnya lagi, kata-kata kotor itu pun sering diucapkan pada saat mereka sedang senang, atau mengobrol santai dengan temannya. Penggunaan kata kotor terkadang sering muncul sebagai nama pangiglan teman yang diajak bicara. Padahal itu adalah suatu etika berbahasa yang kurang baik. Seseorang dapat dinilai dari cara ia berbahasa. Saat seseorang berkata kotor, orang lain dapat langsung memberi penilaian bahwa orang tersebut mempunyai sifat yang kasar atau memiliki etika berbahasa yang tidak baik. Namun sebaliknya, ketika seseorang berbahasa dengan etika yang baik, maka orang lain menilai bahwa seseorang tersebut adalah orang yang penuh sopan-santun dan beretika baik. Semua orang tentunya tidak ingin dinilai jelek oleh orang lain. Maka, kesantunan berbahasa adalah penting untuk menghindari kekeliruan seseorang dalam menilai pribadi kita. Bukan untuk kepentingan pencitraan, namun memang sepantasnya calon pemimpin bangsa memiliki etika berbahasa yang baik sehingga pihak luar mau bekerjasama dengan bangsa ini untuk membangun bangsa ini menuju kesejahteraan yang hakiki.

Faktor penyebab kesantunan berbahasa di kalangan remaja mulai luntur yang paling besar ialah terbiasanya para remaja menggunakan bahasa kotor untuk digunakan saat sedang berbicara dengan temannya ataupun dengan orang lain. Penggunaan bahasa kotor dalam percakapan sehari-hari seperti sudah menjadi budaya atau mendarah daging di kalangan remaja. Mereka mungkin memiliki hubungan yang cukup erat sehingga bukan sebuah masalah bagi mereka  ketika menggunakan bahasa tersebut. Namun, apabila sedang berada di sekitar masyarakat, terutama orang tua, ini menjadi sebuah hal yang sangat mengganggu. Hal kedua yang menjadi faktor dari masalah ini adalah lingkungan pergaulan mereka,dengan siapa remaja tersebut bergaul dalam kesehariannya. Walaupun seorang remaja berasal dari daerah pedesaan, namun ketika bergaul dengan remaja yang berasal dari kota besar yang kesantunan berbahasanya mulai memudar, remaja desa tersebut akan terpengaruh dan otomatis ikut-ikutan berbahasa kotor saat berkomunikasi dengan teman-temannya.

Remaja adalah tulang punggung bangsa di masa depan yang akan datang. Remaja yang nantinya memimpin bangsa ini menuju kesejahteraan yang hakiki. Komunikasi merupakan hal yang penting bagi seorang pemimpin dalam mencapai kesejahteraan bangsa. Sangat tidak baik dan tidak etisketika seorang pemimpin menggunakan bahasa kotor saat sedang berkomunikasi dengan mitra kerjanya. Apakah itu sedang menegur pihak tertentu atau memberi arahan kepada bawahannya. Maka dari itu, masalah ini harus diselesaikan sejak dini agar para remaja dapat menghilangkan kebiasaan menggunakan bahasa kotor. Dapat dimulai dengan hal-hal kecil, seperti menegur secara langsung seseorang yang menggunakan bahasa kotor tepat setelah ia mengucapkan kata-kata tersebut. Hal ini akan membuat remaja lebih berhati-hati dalam berbahasa dan berpikir terlebih dahulu ketika hendak mengucapkan bahasa kotor. Lama-kelamaan, penggunaan bahasa kotor akan semakin berkurang di kalangan remaja. Solusi lain yaitu melibatkan remaja dalam acara-acara yang mengharuskan remaja menggunakan bahasa yang sopan dan santun, seperti seminar, pelatihan, dan sebagainya. Bimbingan akan kesantunan berbahasa sejak kecil juga akan membuat remaja tidak mudah terpengaruh ketika berada di lingkungan yang banyak menggunakan bahasa kotor. (***)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment