Bupati Sumbawa Serahkan 578 unit Antropometri Kit pada Camat, Desa dan Kader Posyandu

Sumbawa, pulausumbawanews.net – Sebanyak 578 unit alat ANTROPOMETRI KIT diserahkan secara simbolis oleh Bupati Sumbawa kepada Camat , Desa dan Kader Posyandu. Kegiatan tersebut berlangsung di aula Madilaoe ADT lantai III Kantor Bupati Sumbawa pada Rabu (12/07/2023) yang dihadiri oleh Forum pimpinan Daerah atau pejabat yang mewakili, para Camat, Kades, petugas Gizi masing-masing Puskesmas dan para kader posyandu.

Alat ANTROPOMETRI KIT dipergunakan untuk mengetahui perkembangan bayi/balita apakah mengalami asupan gizi buruk /stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. ANTROPOMETRI KIT diperlukan untuk mengetahui penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah dalam sambutannya menyampaikan bahwa, berbicara tentang penanganan stunting ini menyangkut kehidupan anak-anak generasi muda penerus bangsa. “Jika kita mengetahui/mendetekti sejak awal tentang kasus stunting ini, maka kedepannya kita akan mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban,” terangnya.

Bupati berharap semua pihak terkait beberapa diantaranya Dinas Kesehatan , Bappeda, P2KBP3A untuk berkoordinasi tentang bagaimana tepatnya cara menangani stunting .

Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Junaedi, S.Si.,M.Si.,Apt dalam laporannya menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Sumbawa berdasarkan pelaporan elektonik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat, masih dalam kategori terendah yakni (8,11%). Namun jika dilihat dari studi kasus gizi Indonesia (SSGI), Kabupaten Sumbawa berada di angka 29,7%. Artinya setiap 100 balita terdapat 29 hingga 30 balita yang stunting. Untuk itu diperlukan berbagi upaya yang dapat menunjang dan dapat berkontribusi dalam penurunan stunting, baik intervensi spesifik yang dilakukan Dinas Kesehatan dan jajarannya maupun lintas sektor terkait atau intervensi sensitive. “Beberapa upaya yang telah dilakukan di bidang kesehatan dalam hal penangan masalah gizi yang dialami oleh balita atau ibu hamil melalui perbaikan status gizi yaitu diataranya melakukan pemantauan,” ungkap Junaedi. (PSa)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment