24 Sandro Ramu Minyak Sumbawa pada Malam Tahun Baru Hijriah

Sumbawa, PSnews – Sebanyak 24 sandro (tabib) bersama asistennya dari 24 kecamatan se Kabupaten Sumbawa, adu keahlian dalam melala atau meramu obat tradisional (Minyak Sumbawa) pada Festival Malala. Kegiatan yang digelar di Lapangan Pahlawan ini dilaksanakan bertepatan dengan malam 1 Muharram 1439 H, Rabu (20/9/2017).

Dalam kegiatan itu, tampak para sandro dan asistennya begitu serius meramu bahan dari akar dan daun, untuk dijadikan minyak Sumbawa. Bahkan yang menarik dari kegiatan melala ini, beberapa sandro beratraksi mengaduk minyak yang diracik dalam wajan besar di atas tungku menyala hanya menggunakan tangan telanjang. Tampak mulutnya komat-kamit membaca doa-doa berharap kepada Allah SWT agar hasil melala itu menjadi obat yang bermanfaat bagi masyarakat pengguna. Bahkan ada pula sandro yang langsung mempraktikkan kehebatan pijatnya kepada pengunjung yang hadir, menggunakan minyak yang baru diramunya.

Kegiatan ritual yang dilaksanakan setiap tahun ini, mendapat perhatian ratusan masyarakat karena diyakini minyak racikan itu berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bukan hanya menyaksikan kehebatan para sandro, tapi warga rela berdesak-desakan dan berlomba untuk mendapatkan minyak Sumbawa yang dibagikan secara gratis.

Para pengunjung tampaknya lebih tertarik dengan ramuan minyak yang bisa meningkatkan vitalitas

Ditemui media ini usai meramu minyak Sumbawa, Sandro dari Kecamatan Ropang – Tajuddin Mualim mengatakan, dirinya sudah cukup lama membuat minyak Sumbawa berbagai khasiat. Ini merupakan kemampuan keluarganya dari turun-temurun, yang hingga kini masih dijalankan olehnya. Dalam kesempatan itu, Ia membuat minyak yang dinamakan “Rante Toar”, berkhasiat mengibatu sakit pinggang, menyambung tulang retak, dan sehat lelaki. ‘’Sudah lama saya buat minyak Sumbawa. Pernah beberapa tahun di luar daerah juga membuat minyak ini,’’ terangnya.

Khasiat minyak dipertunjukkan pada para pengunjung

Hal yang sama disampaikan Sandro dari Kecamatan Buer – Agus Salim, yang memiliki kemampuan meramu minyak Sumbawa sudah dari turun temurun keluarganya. Dalam mencari bahan-bahan untuk dijadikan minyak, harus menyusuri gunung dan hutan yang ada di Kabupaten Sumbawa. Dalam kegiatan melala itu, pihaknya membuat “Minyak Piyo”, yang khasiatnya untuk menyembuhkan luka memar, luka bakar, dan bekas sayatan. ‘’Untuk membuat minyak, kami harus mencari bahan-bahan utama dari akar dan daun ke Olat Juru Mapin,’’ ujarnya.

Para pengunjung berebut minyak

Dari Kecamatan Tarano Sandro M Damar Bayuk, membuat minyak “Ampen Kakak” yang khasiatnya untuk menambah vitalitas laki-laki, obat luka bakar, salah urat, dan sakit pinggang. Begitu juga Sandro dari Kecamatan Rhee M Sidik Mari, membuat minyak “Sakoat Ade Lopas” yang khasiatnya menambah vitalitas kaum adam, sakit pinggang, encok, pegal linu. Sementara dari Kecamatan Plampang Sandro Kari Labo membuat minyak “Sambung Nyawa” yang khasiatnya menyembuhkan lluka akibat digigit serangga, digigit binatang berbisa, penangkal guna-guna.

Bupati Sumbawa H Husni Djibril

Sementara Bupati Sumbawa – HM Husni Djibril menyatakan, pada Malam 1 Muharram masyarakat Kabupaten Sumbawa menjalankan tradisi melala yaitu pembuatan minyak Sumbawa yang memiliki bermacam jenis dan khasiat. Dalam tradisi ini terdapat kearifan lokal yang dapat dipetik, yaitu melestraikan lingkungan hidup yang mana minyak Sumbawa dibuat dari berbagai macam akar-akaran yang harus terus dijaga. Kemudian, minyak Sumbawa dapat bermanfaat dalam kesehatan. Serta dari segi ekonomi, karena dalam membuat minyak juga memerlukan kepala, sehingga pedagang kelapa kebanjiran rezeki saat bulan Muharaam ini. ‘’Dengan prosesi melala oleh sandro dari 24 Kecamatan ini, dapat mengajarkan generasi muda dalam memahami nilai-nilai budaya yang dimiliki Sumbawa,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment