BERANDAEKONOMI

Lahan Kian Sempit, Sistem LAR Dikhawatirkan Menghilang

Sumbawa, PSnews – Sudah sejak lama pola pengembangan ternak di Kabupaten Sumbawa menggunakan sistem LAR (Ladang Pengembalaan). Hal ini dikhawatirkan akan hilang di kemudian hari, mengingat semakin menyempitnya lahan yang ada di daerah setempat karena sudah pembangunan mulai meningkat.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa – Talifuddin dalam pertemuan dengan Bupati Panukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan  – Heri Amalindo di aula lantai I kantor Bupati Sumbawa Jumat (25/8) kemarin menyatakan, kebanyakan peternak di Sumbawa melepas ternaknya di lahan yang luas. Dimana itu merupakan pola LAR, yang sudah dijalankan sejak lama.

Namun pihaknya khawatir sistem LAR ini akan hilang. Karena lahan yang ada sudah semakin menyempit. ‘’Kalau saya lihat, pada saatnya nanti kita tidak bisa melepas begitu saja ternak ini. Karena lahan itu makin lama makin sempit. Artinya populasinya makin banyak. Sehingga ada satu program baru yang sekarang menjadi unggulan disini namanya Gema Jipi. Integrasi jagund dan sapi,’’ terangnya.

Diungkapkan, populasi ternak sapi ras bali cukup banyak di Sumbawa, yang dikembangkan melalui sistem insiminasi buatan (IB). Keberadaa sapi Bali ini mampu menggeser posisi kerbau. Dimana populasi sapi bali terus meningkat 2,24 persen. Sementara untuk kerbau malah turun sekitar 5 pertahun. Hal itu dikarenakan sapi itu bisa dibiarkan hidup dikondisi apapun, baik panas maupun hujan. Sementara kalau kerbau harus ditempat yang ada airnya atau kubangan. ‘’Jumlah kerbau kita sekitar 49.000 ekor. Walau segitu, itu yang terbanyak di NTB. Ada sapi Sumbawa itu sapi putih yang jumlahnya sekitar 6.000 ekor, kemudian kuda Sumbawa sekitar 34.000 ekor, dan itu sudah menurun juga,’’ ungkap Talif.

Sebelumnya, Kabupaten Sumbawa sudah menjalankan program Sumbawa Beff. Dimana daging sapi Sumbawa yang menjadi brand. Diharapkan bukan ternak yang kirim ke luar daerah, namun dlam bentuk bahan jadi atau daging. ‘’Satu hari saja bisa 120 ekor kita kirim dari sini. Belum yang dipotong 7 sampai 8 ekor perhari. Berarti hampir 130 ternak dipotong dan dikirim ke luar daerah termasuk ke Sumatera juga ada. Sekarang sudah berlangsung ke Sulawesi Tenggara,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Facebooktwitterlinkedinrssyoutube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *