Sumbawa, PSnews – Pembangunan Smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) oleh PT Amman Mineral Nusatenggara (AMNT) mendapat penolakan keras dari mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sumbawa. Dalam aksi damai yang digelar Jumat (28/4/2017) di Kantor Bupati Sumbawa, mereka mendesak Pemda Sumbawa untuk proaktif melakukan lobi ke Pemerintah Pusat, terkait pemempatan lokasi pembangunan alat pengolahan konsentrat tersebut agar bisa dibangun di wilayah Kabupaten Sumbawa.
Koordinator umum dalam aksi ini – Sulibat menilai pembangunan smelter di KSB sangat keliru. Sebab keberadaan tambang Batu Hijau di KSB hanya tinggal sekitar tujuh tahun lagi. Sehingga PTAMNT akan melanjutkan kegiatannya di Dodo Rinti Kabupaten Sumbawa. “Kami PC PMII Kabupaten Sumbawa merasa keberatan, sebab AMNT bukan hanya beroperasi di Batu Hijau saja. Melainkan juga akan beroperasi di wilayah Dodo Rinti,’’ tukasnya.
Untuk itu, terhadap penempatan lokasi pembangunan smelter ini perlu dipikirkan ulang. Apalagi dalam operasionalnya nanti di Dodo Rinti, otomatis akan membuat sejumlah fasilitas termasuk jalan, tentunya dengan membabat hutan yang ada. Konidisi ini sudah pasti akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Namun ketika smelter dibangun di Kabupaten Sumbawa, maka faktor kerusakan lingkungan diperkirakan bisa diperkecil kemungkinannya. Bahkan ada dampak positif yang didapat ketika smelter dibangun di Sumbawa, seperti penyerapan tenaga kerja, percepatan perekonomian masyarakat, menambah PAD, dan Sumbawa menjadi daerah industri. “Kami minta Pemda Sumbawa proaktif melobi Pemerintah Pusat untuk penempatan smelter di Kabupaetn Sumbawa. Bila itu tidak dapat dilakukan, maka Pemerintah telah gagal memperjuangkan aspirasi masyarakat Sumbawa. No Smelter, No AMNT,’’ tegasnya.
Menanggapi hal itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Sumbawa – Muhammad Ikhsan yang menemui massa aksi mengaku apa yang menjadi harapan masyarakat juga merupakan harapan Pemda Sumbawa, yang juga mendukung dibangunnya smelter di Kabupaten Sumbawa. Sebab ketika smelter dibangun di daerah penghasil, maka akan ada multipier effect yang dapat diperoleh, seperti masalah tenaga kerja dan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
Dilanjutkan, selain AMNT yang akan beroperasi di Dodo Rinti, ada juga PT SJR. Hal yang sama pun diharapkan kepada PT SJR ketika nantinya sudah berproduksi dan menghasilkan konsentrat, kalau bisa bangun smelter di sini. “Kalaupun nantinya upaya kita ini gagal, itulah keterbatasan Pemda Sumbawa untuk tambang, karena sekarang masalah pertambangan ini sudah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Tidak hanya tambang emas, tapi juga tambang galian C,’’ pungkasnya. (PSg)