BNNK Sumbawa Rangkul Instansi Terkait Perangi Narkoba

Sumbawa, PSnews – Upaya memerangi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Sumbawa tidak hanya menjadi tugas Badan Narkotika Nasional (BNN), Polisi dan TNI, tapi juga semua pihak. Karena itu, BNNK Sumbawa merangkul sejumlah instansi terkait untuk memerangi penyalahgunaan narkoba. 

Dalam pertemuan yang digelar pada Kamis (30/3/2017), dihadiri pihak TNI, Polri, Kejaksaan, RSUD, Imigrasi Sumbawa, Badan Kesbangpoldagri, Dinas Sosial, serta lainnya. Semua pihak komitmennya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba.

Pada kesempatan itu, Kepala BNNK Sumbawa – AKBP Syirajuddin Mahmud mengatakan, bahwa Pemkab Sumbawa telah memberikan respon positif terhadap upaya pemberantasan narkoba ini. Salah satu bentuk responnya yakni sudah membentuk Satgas pemberantasasn narkoba tingkat Kabupaten. Bahkan rencananya juga akan dibentuk Satgas tingkat Kecamatan dan Desa. “Kami yakin narkoba ini tidak bisa hanya dilakukan oleh BNN, TNI dan Polri, tapi harus ada keterlibatan semua komponen. Kita akan undang Babinsa dan Babinkamtibmas, setelah terbentuk Satgas di Kecamatan dan Desa,’’ terangnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk pembentukan Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di lima Puskesmas yang ada, seperti di Puskesmas Alas, Seketeng, Brang Biji, Plampang dan Moyo Hulu. Bahkan diharapkan juga agar Dikes dapat menempatkan tenaga dokter di IPWL, untuk menangani para penyalahguna narkoba yang bersedia untuk direhabilitasi. Termasuk dengan RSUD Sumbawa, yang siap menyediakan 4 (empat) ruangan untuk digunakan sebagai ruang rawat inap bagi penyalahguna narkoba, karena selama ini masih dilakukan rawat jalan. “Kami juga sudah buat surat ke Kepala Dinas Dikbud, agar masalah bahaya narkoba ini dimasukkan ke kurikulum sekolah. Anak-anak harus tahu bahaya narkoba, supaya mereka bisa menghindari narkoba,’’ paparnya.

Sejak dilantik pada September 2016 lalu hingga saat ini, sudah ada 27 penyalahguna narkoba yang datang melapor maupun dilaporkan untuk menjalani rehabilitasi. Rata-rata dari mereka masih berada diusia produktif. “Kita sekarang masih mendata, narkoba masuknya dimana, bandarnya dimana. Karena Indonesia ini potensial masuknya narkoba, sebab daya tolak masyarakat masih lemah, juga hukum yang belum membuat jera para pengedar. Narkoba tidak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga anak usia dini, sehingga kewaspadaan perlu terus ditingkatkan,’’ pungkasnya. (PSg)

Komentar

comments

Shares

Related posts

Leave a Comment